Monday, January 22, 2007

Gift from Allah

Tahun ini benar-benar tahun terindah dalam hidupku. Banyak rezki dan keberkahan kuperoleh walau tak pernah rutin kulantunkan di setiap kesempatan berdialog dengan Rabb, Yang Maha Mendengar. Salah satunya, Dia menitipkan seorang “peri” kecil yang buat hari-hariku jadi sangat berarti. Kupanggil dia Sista. Masih kuingat, Senin 27 November 2006 pukul 19.30 WIB pertemuan pertamaku dengannya tak terhalang hujan deras. Bahasa demi bahasa teruntai begitu saja hingga tiada hari tanpa kabar atau setidaknya misscall sebagai tanda rindu. She is a kind of a miracle in my life coz I don’t need long time to be closed with her. Even, my parents have falled in love with her since the first sight.

Sabtu, 20 Januari 2007 giliranku silaturahmi ke kampung halamannya. Berencana aja dah bikin bahagia banget soalnya kampungku sendiri udah ga layak disebut kampung. Kampungku sekarang berwujud kota, ditambah lagi semua saudara dekatku dah hijrah ke ibu kota, jadi kalau mau pulkam juga bingung mau ketemu siapa.

Matahari baru memancarkan rona tanda hari baru akan segera dimulai, dengan hati riang kukendarai mobil dan sista duduk di sebelahku. Berbagai topik jadi bahan obrolan, dari hal tercerdas sampai hal terkonyol menjadi kalimat verbal nan indah diselingi gelak tawa atau tanya polos.
Tiga jam menyusuri jalan tak terasa. Papa mama dan etek (mom’s yongest sister) sistaku telah menunggu di kebun duren (ssst…. Duren is my fave fruit). In short time, I have new family. We sit and have lunch together, ada sambalado, baluik goreng dan yang paling yahud ada ikan asin!. Etek yang lucu bikin makanan ga bisa ngalir dengan lancar, berkali-kali harus jeda karena cerita etek bikin bibir ga bisa mingkem. Bahkan mata sistaku sampe berkaca-kaca ga kuat nahan geli.
Abis makan siang, dilanjutin makan duren pakai nasi lamak. Sedaaapnya…! Masakan mama enak sekali! Thanks mom! Suasana di kebun durian siang itu jadi momen nan sangat indah dan takkan terlupakan.

Abis lunch, perjalanan berlanjut ke ladang pisang dan jagung, ngelewatin ladang jeruk. Jeruk yang ranum menggoda untuk dipetik, dalam hitungan detik beberapa jeruk tlah berada dalam genggamanku dan sista. Semua hasil bumi yang bisa dikoleksipun jadi sasaran, ada pisang, ada rimbang (tekokak), ada daun singkong, tentu saja ada duren !!


Perjalananpun dilanjutkan menuju rumah untuk menunaikan shalat zuhur dan agenda selanjutnya telah menanti. Papa ngajakin ke ladang duren di atas bukit belakang rumah. Subhaanallaah, hiking kan hobiku… apalagi judulnya “hunting duren”, wah topik-topik lainnya ga kan bisa nandingin.

Abis shalat, segera menunaikan momen yang dinanti-nantikan. Tak lupa sistaku bawa bekal minuman, papa siap dengan parang. Aku? Siap dengan kamera! (haha ini mah my soulmate for now). Di sepanjang jalan ngobrol dan bercanda, ngelewatin sawah dan paling asyik itu ngelewatin bukit pasir.

Seru banget! Dari bawah terlihat tinggi tapi setelah didaki alhamdulillah ga berasa, soalnya euforia bisa ke alam bikin energiku nambah ga kira-kira. Tetap donk, agenda jepret sana jepret sini ga pernah lupa. Thx sista, you know me so much! Sampe di kebun duren, ternyata belum banyak duren yang jatuh tapi papa yang baik tetap setia ngebukain kulit duren untukku yang gila duren. Thx dad!
Makan duren langsung dari kebunnya lain banget rasanya. It was wonderful momment for me!

Kebun duren ga hanya ditumbuhi pohon duren; ada pohon manggis, ada pohon mangga, ada pohon Cacao, ada pohon petai.. aku jadi nostalgia dan kangen sama teman-teman Edelweisku yang dulu hutan jadi tempat permainan paling mengasyikkan karena sebagai Biologist, kami memang harus akrab dengan alam. Tapi huh aku ga mampu lagi mengingat nama latin tanaman-tanaman tersebut, yang kuingat lagi-lagi hanya Durio zibetinus alias duren! (sorry deh Edelweis.. aku udah lama ga nyentuh buku pelajaran kita nih…).

Kalau dulu, aku dan teman-teman masuk hutan karena wajib mengikuti kuliah lapangan nan mengasyikkan, sekarang tentu aja beda, aku ga perlu mengkoleksi organ vegetatif dan generatifnya, aku ga perlu mengukur diameter pohon atau menghitung seedling, sapling atau jumlah pohon yang ada. Aku, sista dan papa menghabiskan waktu ngobrol dan bercanda di sepanjang perjalanan. Suasananya benar-benar kayak petualangan Sherina (diiiih… maksa banget cari perbandingannya). Tuh kan, dari satu perjalanan aja, memoriku bisa ngelantur kemana-mana. Hutan sih topiknya.. terlalu banyak memori di hutan semasa kuliah dulu (ntar di episode selanjutnya ya?!).


Sejenak kami berhenti di antara pohon pinus. Buatku semua isi hutan sama indahnya. Foto sana foto sini mengabadikan setiap jengkal kesempurnaan ciptaan-Nya.
Walau ga ada duren jatuh selama kami di kebun, hati tetap riang karena ada tetangga yang ngasih duren dan papa dengan sabar ngebukanya satu per satu untukku karena sistaku sama sekali ga suka duren. Kuberharap suatu saat nanti ku bisa mengkontaminasi sistaku.





Sore mulai menjelang, kami harus segera turun karena bukit pasir yang tadi dilalui bisa longsor kalau hujan datang. Subhaanallaah setiap jengkal bumi yang aku lalui seakan menyapaku dalam nada-nada persahabatan, energi alam menyatu dalam auraku jadi sebuah kebahagiaan tak terkira!


Sampai di rumah, membersihkan diri dan menunaikan shalat ashar. Sistaku ternyata masih punya agenda, maka kali ini aku dimanja karena aku bagian yang dibonceng pakai motor oleh sistaku yang imut. Di perjalanan aku baru tahu kalau sista ngajakin aku makan sate. Halaaah… ususku masih mau bekerja ga ya? Sate Danguang-danguang terkenal lo di Sumbar (bagi yang mau jalan-jalan ke Payakumbuh, ntar cobain ya ??..).

Alhamdulillah, sate nya “lamak bana!”, aku sampai lupa kalau tadinya aku udah kenyang. Pas di tusukan terakhir, hujan turun dengan derasnya. Yang artinya, kami akan basah kuyup kalau maksain pulang. Tapi ternyata ga lama, buru-buru kami kebut motor agar cepat sampai kembali di rumah. Hari dah mulai gelap. Byuuurrr…. Justru di tengah perjalanan hujannya lebih seru lagi, mata sama sekali ga bisa dibuka. Akhirnya kami cari perlindungan di sebuah kedai yang tutup. Dengan sabar, aku dan sista menunggu sambil ngobrol tapi ga ada tanda-tanda hujan mau mengurangi volumenya. Mama nelfon nyuruh cepat balik karena memang suasana semakin gelap. Sesigap mungkin, kami tempuh hujan deras dengan riang (hahaha.. masih bisa riang?). Sista bernyanyi di sepanjang jalan yang buat aku lupa klo hujan itu ternyata dingin bangeeettt…!

Dua puluh menit cukup lama kan diguyur hujan? Sampe rumah langsung menetralkan suhu tubuh dengan mengguyur tubuh dan menikmati makan malam yang udah disediain mama. Suasana di meja makan pun sangat mengasyikkan, berbagai topik jadi bahan obrolan ditambah masakan mama yang super enak dan belum pernah aku cobain sebelumnya, khas kampung! Udah gitu, istirahat sebentar sambil lihat hasil jepretan satu hari ini.

Beranjak malam.. jam waktu itu naruh jarumnya di angka 22.00 wib, diam-diam papa ke belakang, buka duren lagi ternyata. Waaah… untuk duren tetap ada space yang disediakan oleh perutku, pake nasi lamak tentunya. Benar-benar enak.. !! Sementara sisku lebih milih makan kentang goreng (sista…next time temani aku makan duren ya, please…).

Perjalanan sehari ini cukup menjadi alasan untuk tidur dengan nyenyak. Besok aku dan sista harus balik ke Padang.

Minggu, 21 Januari… berkemas-kemas. Lagi-lagi aku ga berhenti ngucapin syukur. Papa mama ngasih bekal oleh-oleh banyak sekali!!! Semua hasil bumi yang ada plus masakan mama yang enak. Duh, jadi berat ninggalin keluarga baruku nan baik hati, juga kampung baruku nan indah.

Pamit pa ma… Doakan aku bisa balik lagi….

Alhamdulillaah… setelah menyempatkan silaturahmi ke rumah relatives sistaku, mobil ku kebut ke Padang karena papa mamaku akan menghadiri pernikahan putra sobatnya sesuai dengan jadwal yang telah kami sepakati.
Terimakasih Allah atas kado terindah di ulang tahunku…

Thanks to Pablo and Mega...

8 comments:

Yosi Molina said...

Pengen...

Rani Marchetti said...

Ikutan dong makan duren ma jeruk nya....salam manis buat Rina and keluarga Rani cairo

Rani Marchetti said...

Pengen main ke Padang..belum pernah kesana...kapan yah?

patra rina said...

ayuk atuh .. ntar pulang .. trus kita travelling

patra rina said...

ayuk atuh Ran..... enak banget lo durennya... !!! Yummy.. alhamdulillah...

Rani Marchetti said...

eh Rina..entar bulan july akhir insaallah saya pulkam ke Jkt ama ke Jawa..kalo ada waktu pengen saya main ke Padang...tolong kasih no telp rumah atau Hp nanti saya hubungi ya?

Popon Kurniasih said...

hah....tidaakkkk.....daku pengen jalan2 kayak gitu juga....

patra rina said...

Sok atuh kapan main lagi ke Padang ... ? Sekarang uni punya kampung baru lo... indah dan asri... banyak duren pula lagi... Thanks for my new family :-)