Saturday, May 26, 2007

Suami Belanja Ke Pasar - Langka kah?

Walau hujan turun dan becek dimana-mana tapi tetap aja yang namanya pasar ga pernah sepi. Dalam kehati-hatian menapaki gerimis, aku berpapasan dengan dosenku dulu.  Seorang Profesor terpandang di kotaku, yang menyandang gelar Doktor sebuah universitas terkemuka di Eropa. Di kedua tangannya ada tentengan belanjaan dan sepertinya beliau sudah selesai berbelanja.

“Udah selesai belanja Pak?”, sapaku.

“Sudah” sahutnya sambil memperlihatkan dua tentengan belanjaan yang cukup besar.

“Salam buat ibu ya Pak.”

”Iya, nanti saya sampaikan. Assalaamu’alaikum.”Jawabnya sambil melempar senyum.

”Wa’alaikumussalam.”

 

 “Mmh… seorang Profesor terpandang belanja di pasar tradisional sendirian?” Sungguh kondisi seperti ini sangat langka di kulturku yang terlanjur memposisikan belanja ke pasar sebagai pekerjaan yang tak lazim dilakukan oleh kaum adam dan mungkin juga keadaan ini berlaku buat daerah-daerah lain di Indonesia. Aku ga tahu. Pikiranku tergelitik, ”Masih ada ga ya stok laki-laki seperti itu di zaman sekarang ini?” (sebelum diprotes, aku jawab sendiri.... Pasti ada! tapi mungkin bisa dikatakan sebagai kaum minoritas).

 

Setelah menikah, entah dari mana asal muasalnya akan ada pembagian kerja antara suami dan istri. Suami akan berdalih bahwa dia telah cukup sibuk dan cape mencari nafkah di luaran sehingga kerjaan rumah bukan lagi jadi urusannya termasuk pendidikan anak. Mungkin masih wajar kalau hal ini diutarakan oleh seorang suami yang memang pontang-panting dan sudah bisa memenuhi nafkah buat keluarganya dengan penuh tanggung jawab tapi buat suami yang nyata-nyata masih butuh bantuan istri buat mencukupi kebutuhan keluarganya? Jelas ga bisa diterima donk! Toh ga ada perbedaan jam kantor buat laki-laki dan perempuan. Berarti, dua-duanya sama-sama cape kan? (Pernyataan ini ditujukan khusus kepada suami yang memelas minta bantuan istri untuk ikut membantu keuangan keluarga tapi malas banget ketika dimintai tolong untuk membantu pekerjaan rumah tangga).

 

Ga rumit sih sebenarnya karena aku pernah baca dan sangat yakin (haqul yaqin) bahwa Rasulullah ga mau membebani istri dengan pekerjaan yang masih bisa beliau kerjakan sendiri. Rasulullah pernah kok ngejahit baju sendiri dan juga menumbuk gandum untuk membuat roti padahal Rasulullah kan nyari nafkah juga buat keluarga, bahkan perjuangan beliau lebih berat lagi (Sst... Bukankah Rasulullah lebih mulia dan terpandang dibanding seorang Profesor?). Lalu, pikiran siapa yang sedang dikembangkan saat ini kalau suami tidak seharusnya nyuci dan belanja ke pasar?

 

Bukan berarti juga istri akhirnya punya alasan untuk ga peduli ama urusan rumah tangga. Siti Khadijah bukan hanya bikinin makanan lo buat Rasulullah tapi juga mendaki gua Hira’ buat nganterin makanan. Jarak dari rumah beliau sampai gua hira’ itu empat jam jalan kaki bolak-balik di terik matahari dan tajamnya bebatuan. Yang sudah pernah ke tanah suci pasti bisa ngebayangin kondisinya. Semoga kita juga bisa begitu. Amin.

 

Maaf sobat, aku hanya sedang mengagumi suami – istri yang tak sekedar menagih hak atas fitrahnya tapi menunaikan kewajibannya atas landasan ibadah kepada Allah.

Mungkin dosenku bisa seperti itu karena memang orang tuanya telah mengajarkan arti empati semenjak beliau masih kecil. Wallaahu a’lam.

 

Dalam kesederhanaan, aku bersyukur karena papaku bisa menjadi partner kerja yang mengasyikkan buatku dan mama di dapur, terutama untuk pekerjaan yang akrab dengan kekotoran seperti membersihkan dan memotong ikan atau ayam yang hasil dari pekarangan sendiri. Bahkan masih kuingat, dulu ketika mama pergi ke luar kota dalam waktu yang agak lama, papa tuh yang masak buat kami anak-anaknya. Terimakasih Allah.

 

PENASARAN NIH AMA PARA MP-ers BERSTATUS SUAMI atau SUAMI nya MP-ers

 

Terimakasih kepada papa mama yang tlah membagi jadwal piket yang adil antara aku dan adik-adik dengan jenis kegiatan yang sama.

 

special to : setiap pasangan yang saling menghargai dalam usaha menggapai surga-Nya.

Tuesday, May 22, 2007

Dikejar deadline

Terengah-engah dikejar deadline nih. Manajemen waktuku sungguh berantakan. Semua list pekerjaan ada di kuadran PENTING dan GENTING. Skala prioritas tak bisa ditentukan. Begini ternyata rasanya klo amanah bertumpuk di satu waktu berhimpitan sama rencana yang telah disusun. Justru yang tak terduga menjadi LEBIH PENTING...  Semoga kelar pada waktu yang ditentukan. Bismillaah....

 

Saturday, May 19, 2007

Tentang Sam George, My Kanda

Namanya Sam George tapi aku memanggilnya Kanda. Aku dan dia hanya butuh waktu berkenalan satu hari sebelum pelayaran ke Pulau Simeulue setelah Tsunami Aceh pada bulan Februari.


 


Nah, waktu itu Sam itu nanya ”How do you say younger sister in Bahasa?”, tiba-tiba terlontar saja jawabanku “Dinda”. Sam nanya lagi ”How abaout elder brother?”. ”Kanda”, jawabku.


 


Pagi dia nanya gitu, sorenya waktu persiapan logistik Sam tiba-tiba complain, ”Patra, did you teach me wrong word?”


 


Lumayan kaget tapi nyantai ah.. akhirnya Sam cerita klo barusan dia naik taxi dan nyampe di hotel dia bayar sambil bilang “Terimakasih Kanda”. Supir taxi katanya ketawa terbahak-bahak tapi pas dia tanya supir taxi nya ga jawab dan tetap tertawa.


 


Aku juga ikutan geli. Di kotaku panggilan Kanda ga biasa digunakan, paling juga Uda atau Abang.


Penasaran dia tetap minta penjelasan.


Ok Sam, in Indonesia, Kanda is not a common world for us to use and only royal family use it.”


Tiba-tiba wajah Sam jadi sumringah, “Really? I am gonna use it forever oh my Dinda”.


 


Hahaha.. akhirnya sampai sekarang aku panggil dia Kanda aku dia panggil aku dan adikku Dinda.


Kanda Sam berasal dari California US. Pada masa pelayaran yang lama, Sam mampu menghidupkan suasana dengan cerita-cerita dan humor segarnya.


 


Pernah satu ketika di saat makan siang tiba-tiba Sam teriak “Oh Dinda, you can not eat my friend. I know him very much, please dont do that. I know his mother, I  know his father.  Oh no! You hurt my heart”. Setengah bingung kita nanya “What’s wrong, Kanda”. Tau ga jawabnya apa ?


 


Nothing wrong. I just pretend to be chicken outside the window. See, he is looking at you desperately when you eat fried chicken". Hahaha.. ada-ada aja. Emang waktu itu kami juga membawa beberapa ekor ayam untuk diternakkan oleh korban Tsunami di Pulau Simeulue. Udah gitu, Sam pinter banget maenin harmonica, jadi aja deh suasana di atas kapal semakin semarak. Sam dulunya bekerja sebagai editor majalah Transworld Surf di US. Istri Sam bernama Nia Peeples (nanti aku akan cerita khusus tentang Nia).


 




 


 


Empat hari yang lalu Kanda datang hanya untuk ngelepas kangen. Ah, semua teman asal Amerika setia dan baik banget. Beda sungguh dengan tampilan arogan yang ditunjukkan oleh pemimpin dan pemerintahannya yang juga sangat mereka benci.


 


Semoga aku bisa reunian ama mereka di Seattle nantinya. Doain aku dapatin visa ya teman-teman.

Friday, May 18, 2007

10 kriteria calon suami idaman. Ehem.... ?

Setiap kali aku ditanya tentang kriteria pasangan hidup yang aku dambakan, 10 poin berikut ini takkan ada yang luput :

 

  1. Cerdas. Bukan berarti pintar di atas kertas, tapi dia bisa beradaptasi di lingkungan manapun dia berada, nyambung diajak ngobrol apa saja. Kalaupun dia belum ngikutin perkembangan tentang topik yang dibicarakan, dia ga berusaha untuk sok tahu. Kalau handsome tapi ga nyambung … tidak lah ya……… !!! Smart can make someone look handsome but handsome cant make someone look smart.

 

  1. PD (bukan berarti narsis). Ini ga boleh ditawar-tawar karena yang Aku alami selama ini para lelaki mundur hanya dikarenakan alasan yang dicari-cari karena faktor ketak-pede-an mereka. Pokoknya kalau co dah bilang gini aja “pendidikan kamu lebih tinggi dari aku”, atau “Teman-teman kamu banyak orang penting sementara aku…. “, atau “Pendidikan agamaku masih jauh dibanding kamu…” rasanya Aku langsung lemez deh. Gimana mau jadi imam yang bisa ngarahin istri kalau hal-hal remeh tersebut jadi hal besar untuk diungkapkan. Allah ga nyari master kok untuk buat masuk syurga hahaha… kenapa jadi sewot ama status pendidikan sendiri? Gara-gara cowok nih…hihihihi….

 

  1. Berwawasan Islam… Bukan berarti dia harus hafal Sejarah Islam atau seabrek teori tentang ke Islaman. Orang yang berwawasan Islam, akan semati-matinya untuk ga ngerjain apa yang ga disuka Allah dan berusaha sekuat tenaga untuk ngerjain yang disuka Allah. Tau darimana ? Dari attitudenya donk… Tiap manusia kan diberi “chip” bernama nurani oleh Allah. Makanya, ga ada manusia yang suka ama perbuatan jelek seperti “merampok” sekalipun dia seorang perampok. Coba tanya perampok deh… Hii… engga lah ya…. Aura positifnya akan lebih menonjol dibanding aura negatifnya karena kita tahu nobody’s perfect, jadi pasti ada sifat negative dan positive … Dia ngerti tugasnya ga hanya jadi imam di dunia tapi juga sampai akhirat. Jadi terlihat sulit klo cuma dipikirin. Serem lo klo cuma tau teori dan kaku dalam aplikasinya. Banyak tuh teman Aku yang nikah ama aktivis dakwah “menjerit” karena suami nya menerapkan aturan “istri harus di rumah saja”. Siti Khadijah ketemu Rasulullah di saat jadi saudagar (pedagang, red) kok….dan aku belum nemu buku yang bilang klo bunda Khadijah berhenti berdagang setelah menikah. Hmm…? (ada ga sih ?)

 

  1. Humoris. Ga kebayang deh, Aku yang segini talkactive and jail tiba-tiba harus berdampingan seumur hidup ama orang yang ga punya selera humor dan kaku. Wah bisa serasa di kuburan kali .. ???....Tapi humornya juga harus cerdas bukannya diada2in dan akhirnya garing atawa konyol. Ketawa bareng tentunya lebih seru daripada ketawa sendiri. Jangan sampe dia hebring sendiri juga, ga lucu juga ketawa.

 

  1. Dewasa. Orang yang berwawasan Islam, Cerdas, PD dan humoris belum tentu dewasa, makanya ini menjadi poin tersendiri. Dewasa bukan masalah umur tapi lebih cenderung kepada respon seseorang ketika menghadapi sesuatu. Orang yang dewasa biasanya lebih mampu mengontrol emosi. Ini penting banget, karena aku sering muncul sifat kekanak-kanakannya hehehehe.. makanya awet muda kali ya ?

 

  1. Gaul yang terarah. Aku pengen banget punya soulmate yang ga milih-milih teman (tentu aja harus dipilah… yang membawa kepada kemudharatan berarti bukan teman). Aku punya seabrek teman dan Aku ingin dia juga ikut bahagia karena akhirnya punya banyak teman juga. Gitupun Aku, Aku akan sangat bahagia bila dikenalkan ama teman-temannya yang seabrek. Untuk meluaskan silaturahmi jadi kerja yang mudah kan? Tinggal aja saling diperkenalkan… Kebayang serunya….!! Kalau dia punya banyak teman, artinya juga dia tak akan asal cemburu, ya ga ? Masa sih aku harus kehilangan teman yang udah setia puluhan tahun cuma gara-gara satu orang masuk dalam kehidupanku dalam bentuk pernikahan.  Dikabulin ya Rabb, pleasee.... ?

 

  1. Kharismatic, means dia punya inner “power” yang bikin I always admire and honor him. Not complicated kok… Biasanya orang yang punya kekuatan ini, tanpa dia ngomongpun orang dah ngerti yang diingikannya and tanpa harus disuruh must obey him. Eit jangan salah, kharisma totally different with otoriter.

 

  1. Sehat lahir dan batin. Aku belum se – shaleha muslimah lain hingga ini juga jadi pertimbangan. Lain lagi klo dah jadi suami… Saat dia dapat ujian sakit, tugas kitalah ngerawatnya, with full of love, of course.  Insya Allah…

Termasuk juga ga Bau Badan, ga Bau Mulut, Bau Kaki, ga Bau rokok, dst … orang yang ngerokok susah kan ya dikategorikan pada sehat lahir dan batin J.

 

  1. Good looking. Bukan berarti harus handsome seperti Richard Gere karena sekali lagi klo Aku udah love, dia pasti akan jadi the most handsome man for me. At least, dia terlihat ganteng di antara yang jelek dan tidak terlihat jelek di antara yang ganteng… Hehehe.. ga kayak gitu juga. Standar aja lah…. Yang penting dia ga minder jalan di samping Aku… hahaha ini mah kepedean ya ?

 

  1. SINGLE alias ga sedang terikat pernikahan dengan perempuan lain. (penting... penting... dan sangat penting !)

 

Eit, ada yang protes ya ? Apa ? Standarku ketinggian ? … Masa sih ?

Bukankah 9 sifat di atas (kecuali single) emang dimiliki setiap manusia ? Hanya kadarnya kok yang ngebedain. Nah, kadar ini akan ditentukan oleh KLIK ato ga nya aku and the man with 10 criteria tersebut. Lebih gampangnya mah gini : SEIMAN, SINGLE dan hatiku bilang "THIS IS THE MAN that  I HAVE BEEN LOOKING FOR”. Manusia sah aja punya kriteria istri/suami idaman, TAKDIR kan tetap MILIK ALLAH.

 

Biar aja orang mau protes tentang kriteria yang aku ajuin (lagian aku udah nemu orang dengan 10 kriteria di atas kok). Masa mau masuk perguruan tinggi atau melamar kerja yang hanya untuk sekian tahun, orang boleh memaksa kita untuk menjalani seleksi sesuai dengan kriteria yang mereka butuhin, trus kita yang mau terikat kontrak seumur hidup (insya Allah.. Amin) dengan pasangan hidup ga boleh punya kriteria sih ? Aneh banget jalan pikirannya klo gitu.

 

Kita ada di atas dunia sebagai MANUSIA saja sudah dianggap berkualitas, trus ketika diberi kasih sayang, dirawat dan dididik oleh ortu .. kualitas kita sebagai manusia makin meningkat donk, ditambah lagi banyak potensi yang dititipkan Allah... makin lagi donk kualitas kita nambah.........  Masa hanya karena dituntut untuk MENIKAH, kita harus menurunkan kualitas. Buat aku MENIKAH harus membuat kualitas pribadi, hidup dan imanku semakin MENINGKAT. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan nikmat hidup yang diberikan Allah, maka MENINGKATKAN KUALITAS atau setidaknya MENJAGA KUALITAS aku artikan sebagai WUJUD SYUKUR kepada ALLAH.

 

Begitu teman....  Jangan pusing oleh JODOH selagi kita tetap berniat, berikhtiar dan berdoa. Peduli amat kata orang... Yang paling penting adalah IKUTI KATA HATI YANG TERPATRI KUAT DENGAN YANG MEMILIKI HATI.. yaitu ALLAH, SANG KHALIK.  Amin

 

Wednesday, May 16, 2007

Looooooooooooooong meeting

The life goes on. Today, I have the longest meeting in my life. We just stop for pray and lunch. It was difficult situation but I had to relax. Fortunately, the negotiation run well and we got chance to do cooperation. Thank God, you sent me good staffs and friend that I am working with. I can release my tension by seeing their smile. Tomorrow, I will take my holiday... to see my another lovely family and village. Long weekend and gonna miss you all.

Monday, May 14, 2007

Terus berjuang, sobat ! (mungkin dia soulmatemu)

Seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan, seorang sobat menyodorkan sebuah tulisan yang dia dapatkan dari seorang teman lewat postingan email. Hmm...


 


Beginikah ?


 


Ketika cinta itu tulus….


Meski kalah kamu tetap menang hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang lebih dari kamu mencintai dirimu sendiri


Akan tiba saatnya ketika kamu harus berhenti mencintai seseorang bukan karena orang itu berhenti mencintaimu melainkan karena kamu menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kamu melepaskannya


 


Tetapi apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia, jangan percaya bahwa melepaskan selalu berarti kamu benar-benar mencintai melainkan berjuanglah dalam cintamu…itulah cinta sejati


Lebih baik menunggu orang yg kamu inginkan dari pada berjalan dg orang yg tersedia


 


* Ku kan berjuang dengan bantuan Allah dan doa dari orang-orang tercinta


* Untuk teman seperjuangan : Evonk dan Dponz :p

Sunday, May 13, 2007

Ngantuk

Setelah begadang Kamis malam (chat with my sista) sampai ayam berkokok (pk.3 dinihari), dengan terkantunk-kantuk aku harus menghadiri workshop Refreshing Fasilitator untuk Contingency Planning all day pada hari Sabtu. Sungguh udah dicoba buat lebih cepat tidur Jumat malamnya, tetap aja ga bisa. Urrrrh.... jadi aja kondisi wajah ga cocok ama judul workshop REFRESHING, karena aku benar-benar ga fresh !


Sabtu malam, kembali Evonk sobat setia nemanin tidur di hotel. Senangnya ! Lagi-lagi .. mana bisa tidur cepat ... Jadi deh, begadang lagi. Udah gitu, aku punya janji untuk mentranslate bahan presentasi seorang Bapak (pejabat gitu lo... ), udah deh aku harus  merelakan waktu tidur untuk memenuhi janji.


Sekarang judulnya AKU NGANTUK BANGET !

Thursday, May 10, 2007

Siapakah dia ?

 


 


Dia


Terlalu indah untuk diterjemahkan


dalam bahasa manapun


kalau kau bertanya


aku pun tak mampu jawab


karena jemari - Nya


telah jadikan dia begitu indah


hingga ku hanya bisa


 berbisik agar DIA


tetap jadikan dia begitu


Amin


 

Monday, May 7, 2007

Hamil.. Punya Anak.. HARUSKAH ?

Wajah tua itu mendadak kehilangan sinar ketika menceritakan kesedihan putrinya yang setelah tujuh tahun menikah belum juga dikaruniai anak. Tak sanggup lagi rasanya menahan kedukaan atas keluh kesah putrid tercinta, sebut saja namanya Sasha. Semenjak menikah, hanya sesekali dia bisa bertemu dengan putri bungsunya tersebut karena jarak yang memisahkan. Anak yang selama ini dibesarkan dengan curahan kasih sayang yang sempurna menghadapi masalah pelik dan sekedar belaian pun tak sanggup dia berikan. Air mata itu turun satu-satu, berharap setengah beban bisa dilepaskan.


 


“Sasha divonis dokter tidak akan bisa punya anak karena rahimnya telah diangkat oleh satu sebab. Harapan untuk mempunyai keturunan pupus sudah. Sebenarnya, Sasha pun sudah bisa menerima kenyataan dengan hati lapang dan berusaha menghapuskan segala gundah dan kesedihannya. Namun, luka itu meradang lagi di saat pertanyaan demi pertanyaan mertua membebaninya, kapan dia akan memberikan cucu seperti menantu-menantu lainnya. Tante kasihan sekali sama Sasha. Semoga dia bisa sabar. Tante sedih sekali…”


 


Sesekali dia menghela nafas dan menghapus air mata. Aku memanggilnya Tante. Tak ada yang bisa aku lakukan karena sesungguhnya Tante sangat bertawakal kepada Allah. Dia sangat percaya Allah takkan pernah memberikan ujian melebihi kemampuan hamba-Nya. Nurani sebagai ibu lah yang membuatnya menangis. Betapa dia bisa rasakan kerinduan Sasha untuk bisa memiliki momongan, membahagiakan suami, orang tua dan saudara-saudara di sekitarnya. (mungkin hal ini juga dirasakan oleh muslimah-muslimah lainnya yang merindukan kehadiran janin di rahim mereka).


 


Logikanya, siapa sih wanita yang ga ingin hamil, tapi haruskah dipaksa hamil ?


 


Sejurus Tante menenangkan diri… dan sesungging senyum menggayut di bibirnya, “Tapi Allah sungguh adil ya? Tante agak lega dan bersyukur sekali Sasha didampingi oleh suami yang shaleh. Tadi malam suaminya menelpon Tante dan bilang bahwa ibunya sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi. Dia telah membuat pengakuan kepada ibunya bahwa dialah yang bermasalah sehingga Sasha tidak mungkin bisa hamil. Dengan begitu dia berharap ibunya takkan bertanya lagi kepada Sasha. Tante benar-benar tak menyangka dia mau melakukan itu.”


 


Subhanallaah, kerongkonganku tercekat. Masih adakah suami semulia itu di zaman sekarang? Bukankah dengan membuat pengakuan seperti itu semestinya harga dirinya merasa sangat terbanting? Apalagi yang akan jadi kebanggaan seorang laki-laki yang telah mengakui dirinya impotent? Tapi demi ketenangan batin sang istri, dia harus berkorban walau di sisi lain hatinya juga berontak karena telah membohongi ibunya. Tapi untuk saat ini hanya itu solusi terbaik bagi permasalahan yang sedang dihadapinya.


 


Ternyata, masih banyak yang berjiwa "seperti Rasulullah” karena sebagaimana yang kita ketahui, hanya dari Siti Khadijah Rasulullah mempunyai keturunan dan dua putra yang disayangi beliau pun meninggal di usia yang sangat muda. Tapi Rasulullah tidak pernah membebani istri-istrinya yang lain untuk memberikan keturunan. Wallahu a’lam.

Sunday, May 6, 2007

Untuk Sahabatku ... Terimakasih

Untuk semua teman yang telah mendampingi hidupku


Yang ingatkan ku untuk selalu cintai-Nya


Yang tak letih tegurku di saat lengah


Yang mengganti air mata dengan senyuman


Yang menguntai doa di keheningan malam


Yang sabarkanku di saat gundah


Yang buatku merasa sangat berarti


Terimakasih atas persahabatan kita


Ku Sayangimu karena Allah


 

Wednesday, May 2, 2007

Lega setelah berkata "TIDAK"

Lega banget rasanya setelah bisa mengeluarkan satu kata "TIDAK!". Aku paling ga bisa bilang TIDAK jika ga ada alasan yang bisa dikemukakan untuk berkata TIDAK. Walau kadang alasannya sederhana sekali, hatiku ingin berkata "TIDAK" tapi itu tidak cukup untuk dijadikan alasan kepada seseorang yang menunggu jawaban dan berharap aku berkata "IYA".


Akhirnya aku berhasil berkata TIDAK !


 


 

Pre Menstrual Syndrom - During Menstrual Syndrom

Mendadak sedih, ga mood, bete, pengen marah, malas makan, sebel... Huhh.. segala rasa tumpah ruah gini. Padahal jauh-jauh hari aku udah antisipasi "Awas, ntar lagi lo jadwalnya... calm down.. stay cool... " tapi lagi-lagi gagal total. Tetap aja uring-uringan, tetap aja segala rasa tadi merajalela. Seremnya, orang-orang dekat bisa jadi korban. Pain killer emang bisa ngurangin sakit di perut tapi nyeri di segala persendian dan nyeri di hati kagak bisa ilang pake obat .


Kata mama sih.. klo ibu kita dulunya ngalamin gitu, berarti akan ada anaknya kayak gitu juga. Ah masa sih ? Dulu di Biologi, aku ga pernah dapat pelajaran kayak gitu tuh. Trus, serem juga kan, katanya sih dikaitkan apa reproduksi.. bakalan susah punya anak. Kutanya mama, mama malah bilang "Ah, engga tuh.... mama dulu parah sampai tiga hari ga masuk sekolah tapi buktinya kalian hampir tiap tahun muncul ke dunia" hehehe tul juga.


Biar ga kejadian peristiwa ga enakan ma lingkungan sekeliling, terutama di kantor.. Aku selalu ngasih warning "Waspadalah ! Lagi PMS nih!". Satu teman ce nyelutuk "Ga malu gitu, teman-teman co pada tau?". Ye... ngapain malu ? Buktinya, ketika dikomunikasikan, mereka malah ngerti. Dulunya mereka sering sebel klo aku udah uring-uringan tapi setelah ada pengumuman, klo aku marah.. mereka akan bilang "Marah aja biar lega". Haha... marah waktu PMS mah ga ada hubungannya ama lega ato ga, out of control itu mah.


Adik iparku pernah bilang gini "Uni, abang pengertian banget lo klo aku lagi PMS bahkan sampe mijitin segala. Kok dia bisa tau uni ?". Ya iyalah... siapa dulu Kk nya ? Aku ga mau adik-adik co ku nyari sex education di luar. Selagi aku bisa mengkomunikasikan segala yang dia perlu tau.. ya kasih tau aja lagi. Sepele emang keliatannya .. PMS aja gitu lo.. tapi besar efeknya !!!


Sampai sekarang belum diketahui hubungan perubahan hormon dengan perubahan psikis yang dialami oleh seorang wanita selama PMS.


So, cowo-cowo .. pada ngerti deh klo ada sodara, teman atau istri yang lagi PMS. Mereka juga ga mau uring-uringan kok ... Cape lagi ! Tul ga teman-teman ?


PMS = pre menstrual syndrom/post menstrual syndrom


DMS = during menstrual syndrom (istilah gw sendiri)