Tuesday, April 29, 2008

Perjuangan vs gapura

Sepenggal lirik sastra Khalil Gibran ini mungkin ga cocok sama suasana hatiku saat ini, tapi biar ah disambungin aja, "Jika kau tidak mampu bekerja dengan cinta, maka bergabunglah dengan pengemis di depan gapura candi yang bahagia menerima pemberian dari orang-orang yang bekerja penuh suka cita." (tolong betulkan kalau salah ya...)
Intinya, segala perjuangan harus dinikmati dengan penuh cinta, termasuk perjuangan cinta itu sendiri yang tak sebatas cinta antara dua manusia berlainan jenis tapi lebih dalam cinta akan firman Allah dan sunnah Rasulullah.. Hm, maka aku telah berusaha melewati semua fase perjuangan, selanjutnya aku tafakur kepada Sang Pemilik Cinta karena aku ga mau berada di antara pengemis di gapura tersebut. Memberi jauh lebih bermakna daripada menerima ....
*semoga kau mengerti*

Monday, April 28, 2008

[US-Palo Alto] What They Think about Islam

Tadi malam aku diundang salah seorang partner kerja untuk makan malam di rumahnya. Lagi-lagi aku jumpa American people yang so nice dan treat friends seperti yang seharusnya dilakukan oleh muslim. Mereka sangat hangat, ramah dan sama sekali ga dibuat-buat.
Istrinya berasal dari Perancis dan mereka punya dua orang anak, satu orang putri yang berusia 16 tahun dan putra berusia 13 tahun. Makan malam jadi semakin hangat karena ternyata sang putra sedang belajar tentang religion dan sedang memasuki pelajaran tentang Islam. Uniknya, dia ga tau apa agama gurunya tersebut karena dia mempelajari segala agama. Sampailah pembahasan tentang polygami, tentang kebebasan wanita menurut Islam dan segala seluk beluk Islam lainnya. Yang mereka pikirkan tentang Islam adalah : wanita terkungkung dan tidak merdeka dan polygami adalah hal yang mudah untuk dilakukan.
Aku terangkan semampu yang aku bisa bahwa Islam tidak pernah mengajarkan untuk mengungkung wanita tapi ada aturan-aturan yang mengikat baik laki-laki ataupun perempuan. Aku juga contohkan kalau Siti Khadijah adalah seorang pedagang sukses dan tidak pernah ada cerita beliau berhenti berdagang setelah menikah dengan Muhammad, juga tentang perjuangan Ummu Salamah, dst. Tentang polygami, sebenarnya tidak semudah yang dipikirkan oleh orang-orang, hanya sebagian laki-laki mengambil "keuntungan" dari hal tersebut. " Jelas sekali dijelaskan dalam Al-Quran :
“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” (An-Nisaa’: 3)
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. ” (An-Nisaa’: 129)
Akhirnya, tadi aku kembali makan malam di rumah yang sama dan sang putra berkata "Tadi pelajaran di kelasku jadi menarik, karena aku menerangkan semua yang kamu terangkan kepada teman-teman dan guruku. Dan sekarang mereka punya pandangan berbeda. You make the difference, Patra. I know Islam better now."
Itulah peranan kita, sahabat... Do our best!
*Kamis aku diminta untuk memberikan presentasi di Castilleja School tentang peranan wanita Islam di masyarakat dan hal-hal lainnya yang bikin mereka penasaran. Semoga aku mampu*

[US] Jilbab di Amerika ?

Sambil nunggu jam mulai meeting nih. Jadi ingat pertanyaan teman-teman "Ga ada masalah tuh kamu jilbaban di Amerika ?"
Alhamdulillah, aku percaya banget, selama kita patuh sama perintah Allah dan menjalankannya dengan penuh keikhlasan, Allah bakal nolong kita kok! Banyak sekali kemudahan hidup yang aku dapatkan hanya dengan satu keyakinan ini. Aku ga pernah ngotot mau pergi ke US karena buatku semua tempat berpijak di bumi Allah ini sama nilainya, ga ada yang lebih istimewa kecuali tempat-tempat mustajab yang memang telah diistimewakan oleh Pemilik-Nya seperti Al-Mutazam, Raudah, dsb.
Kata orang-orang, sulit mendapatkan visa ke US karena berjilbab. Wah, aku sama sekali ga ngalamin tuh, bahkan aku dapat multi entry visa buat lima tahun dengan proses interview kurang dari dua menit.
Di imigrasi ?
Juga cuma ditanya kenapa masuk US dan setelah dijawab semuanya selesai.
Di conference kemaren ?
Aku diperlakukan sangat istimewa oleh panitianya padahal aku cuma salah satu dari puluhan nara sumber yang sangat berpengaruh. Tiap sebentar ditanya "Is everything good ?" sampai makanpun benar-benar diurusin karena mereka tau aku ga bisa makan yang ga halal.
Bahkan ada di antara mereka yang nyelutuk begini, "Why are you so powerful ? You are not US resident but you can make rule for us and we follow it happily. You are an extraordinary woman." Senang juga sih dikasih compliment gitu walo aku juga ga that perfect. Pernyataan ini keluar karena aku sebisanya tidak bersalaman atau tak bersentuhan dengan yang ga muhrim (walo ga mudah) dan akhirnya mereka mengerti bagaimana memberikan salam, aku ajarin yang kayak Sunda itu lo...
Nah, siapa bilang jilbab jadi masalah ?
Mau lomba manjat gunung sama aku ? Sok.... 
Mau balapan motor sama aku ? Sok....
Mau surfing? Ayuk....
hahaha ga gitu juga sih, cuma aku mau bilang "ga ada alasan untuk tidak mengenakan jilbab bagi muslimah karena itu perintah Allah dalam Alquran. Kalau non muslim aja bisa se-respect itu sama kita, apalagi saudara sendiri, ya kan ?"
Ga ada alasan "belum siap" karena aku dulu juga pernah punya alasan ini (takut teman-teman berkurang), buktinya sekarang Allah malah ngasih teman2 dari belahan dunia yang ada, lewat real conference ataupun dunia maya. Ah Maha Kaya Allah dengan segala rencana-rencananya.

Sunday, April 27, 2008

[US] How sad to say "see you again"

This afternoon, I will fly to San Francisco for other businesses. Oh, how sad to say "see you again" (dont wanna say "good bye) to mba atik's family. They are so nice and so generous, feel like I am home. I cant say more because it cant be verbalized as much as what she has been giving to me. Thank you mba!
Seattle is so peaceful, the memmories will be lasting forever...
"Hope you can feel that I love your family, mba"

Friday, April 25, 2008

Terimakasih telah mencintaiku

"Maaf akhir-akhir ini aku merasa begitu lemah dan tak mampu memberimu motivasi seperti dulu yang kulakukan di setiap kesempatan." penuh sesal aku minta maaf pada dia yang telah mendampingi hidupku bertahun-tahun. Bulir itu jatuh tanpa mampu ku bendung. Aku merasa tak lagi bisa memberi arti.
Tangannya yang masih saja kekar, walau keriput itu tak bisa disembunyikan, menggenggam erat tanganku. Matanya yang indah menatapku lekat. Ah, cahaya sayang itu tak pernah sedetikpun mengalihkan perhatianku apalagi berpaling. "Kamu begitu berarti dalam hidupku, kamu yang memberiku semangat sepanjang waktu, kamu yang begitu sabar melepasku menunaikan tugas, kamu yang selama ini mampu membuatku tersenyum di saat lelah melanda. Kamu juga telah membahagiakan aku dengan didikan yang baik untuk anak-anak kita. Kesetiaanmu adalah motivasi hidupku. Istirahatlah.. kapan saja kau merasa lelah. Sebentar sayang, aku akan membuatkanmu kopi."
Sosok sederhana itu berlalu.. dan aku masih saja tergugu. Kini aku dan dia sama-sama telah lelah.. jalanpun telah tertatih-tatih tapi dia tetap setia membimbingku, menggenggam tanganku seakan rambut kami belum memutih. Terimakasih telah mencintaiku.... hanya itu yang mampu aku ucapkan.
"Udah lama ya Pat kamu nunggu?" Tiba-tiba mba atik membuyarkan lamunanku (Ah mba.. kopiku kan belum datang hehehe..). Rabbani dan Dhani yang tampan menggantikan wajah tua itu. Ya ampun! Gara-gara ngelihat kakek nenek (kira-kira 75 th) Amrik melintas di depanku begitu mesranya, aku mengkhayalnya jadi kejauhan... hehehe....  Amin ya Rabb
*25 April 2008 07 pm Seattle-saat menunggu mba Atik menjemput setelah conference bubar*

Tuesday, April 22, 2008

[US-Redmont] Nice momment with Atik and Yurinda

Aku senang sekali ! Penuh syukur karena aku punya teman-teman yang baik hati. Tanggal 20 kemaren aku ketemu Yurinda http://yurindasaputri.multiply.com.

Mba Atik yang kakak banget begitu sabar ngemong adiknya yang satu ini, ga tahu mesti bilang terimakasih kayak gimana deh. Sebelum ke rumah Yurinda, aku dan mba ku yang cantik ini masih sempat-sempatnya menyalurkan hobi narsis di Martha Lake, layaknya model profesional kami senyum sekembang-kembangnya hahahaha... hidup ini indah dan harus dibuat lebih indah.
Seattle memang damai, jauh dari hiruk pikuk kota besar.. benar-benar adem, semuanya serba teratur dan indah (pantesan mba Atik betah)
mba Atik nan cantik dan baik hati
Lalu, meluncur deh ke rumah Yurinda bareng dua cowo ganteng bernama Rabbani (Ogie) dan Ramadhani (Dhani). Hmm... the kids are so nice. I really like them.
Mba Atik driving bentar, nyampe deh di rumah Yurinda dan langsung disambut ama Mas Oyi (suaminya Yurinda) trus tiga orang putranya yang lucu-lucu. Duh, jadi berasa di Indonesia... Hmm.. emang laen rasanya ketemu teman sebangsa di negeri orang yang jauh.
Yurinda datang! bawa makanan banyaaaaaaaaaaaaaaak banget! O, ternyata si ibu nan cantik itu belanja buat menjamu dua tamu nya yang ga sungkan untuk disuguhi hahaha..
Ssst... sekedar bocoran nih, Yurinda itu baby face, wajahnya ABG banget ! Orang masih bisa ketipu klo dia jalan sendirian hehehe Peace Yur ! (lihat aja sendiri klo ga percaya)

Yurinda nan baby face
Saking dekatnya ama sumber makanan, ga nyadar ternyata aku ngunyah terus hehehe.. ada es teler feat nata de coco pula uih enaknya !! Tetap donk hobi berfoto disalurkan (ga bisa lupa nih.... )

Udah gitu, Yurinda dan mas nya bikin kejutan Ultah buat mba Atik, pake cake Tiramisu ... ada birthday gift juga donk! Wah tu mba Atik terlihat terharu banget walo ga mencucurkan air mata..

Selama ngobrol, rasanya kita bertiga ga berhenti tertawa.. tiga orang wanita MP berwajah calm tapi talkactive ternyata cepat sekali menyamakan frekwensi. Yurinda? Jangan tanya deh, gokil nya balapan sama mba Atik hahahaha...
Thank you, sisters... I love you !!!


Sunday, April 20, 2008

Tuhan Sembilan Senti

sumber gambar : whitmancounty.org
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Tulisan Taufik Ismail ini, sangat menginspirasi kehidupan kami akhir-akhir ini. Secara jujur, keluarga kami sangat tergangggu, dengan tuhan-tuhan mereka ini. Apalagi, ketika banyak tamu yang cukup lama dengan tuhan-tuhannya, main dirumah kami, sambil berdiskusi..
Berani hadapi tantangan, untuk meninggalkan tuhan-tuhan ini!!! Bagaimana pendapat Anda???
 dari websitenya mas Amri : http://masamri.multiply.com/journal/item/18/

[US] Sisi Lain Amerika dan Harapan untuk Indonesia

Aku ga akan bisa menyangkal kalau aku sungguh terpesona dengan sebuah negara bernama Amerika. Bukan berarti aku pro Amerika. Sekali lagi, aku benci perang yang dikobarkan dimanapun, apalagi di tanah muslim saudaraku sendiri. No way! Dimanapun yang namanya kekejaman aku ga suka ! Never!
Di Amerika pun, masyarakatnya udah putus asa sama ulah Bush yang bikin citra negara mereka buruk di mata bangsa lain. Mereka juga benci perang, bahkan di jembatan-jembatan khususnya di Washington State digantungkan pita kuning tanda berduka sebagian sanak kerabat terhadap saudara mereka yang tewas dalam peperangan. Tentara-tentara dipisahkan dari sanak keluarganya dan tak sedikit yang pulang dalam keadaan "jiwa yang sakit". Mereka disuruh "membantai" tanpa mereka tahu kesalahan orang yang mereka "bantai" terutama di Irak sana.
Sementara negara-negara lain tetap menghujat negara yang mereka cintai dan mereka menjadi bagian dari "kebiadaban" tersebut. Akhirnya, ada pengharapan kepada Obama yang dinilai lebih punya sensitivitas untuk mengakhiri perang dan menebar kedamaian seperti hati-hati orang Amerika yang aku temui dalam hidupku. Mereka yang dikirimkan Allah untuk merubah wacana berpikirku tentang bangsa lain, tak peduli mereka dari Amerika atau bukan. Setiap orang berpotensi untuk baik dan berpotensi juga untuk jahat.
Bagaimanapun aku salut dengan Amerika yang serba teratur, yang mampu menata negaranya menjadi negara maju walaupun potensi sumber daya yang mereka miliki ga sebesar yang dimiliki negaraku Indonesia. Aku salut sama Amerika yang mengerti hukum, yang berhasil membuat masyarakatnya tidak diperbudak oleh rokok, bahkan iklan rokokpun tidak boleh dipajang dalam bentuk Billboard (yang ada malah himbauan untuk meninggalkan tembakau) sementara negaraku masih sangat bergantung dengan perusahaan rokok. Aku salut sama masyarakat Amerika yang mampu menjaga kebersihan, bahkan bepergian ke dalam hutan pun sempat-sempatnya membawa plastik sampah. Negaraku belum seperti itu karena dari mobil bermerk dan keren masih bisa terbang kulit pisang ke jalan raya. Aku salut sama film-film Amerika (kecuali yang sadis) yang mampu membuat dialog-dialog yang cerdas, imajinasi yang tinggi untuk kemajuan ilmu pengetahuan, belum seperti di negaraku yang layar kaca rumah tangganya masih dihiasi dengan iri dengki kaum perempuan memperebutkan laki-laki dan sebaliknya plus hal-hal mistik di luar jangkauan akal sehat (ga mutu banget kan?).
Masih terlalu banyak yang harus dibenahi dan ga akan mungkin berhasil kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Jika tak ingin dihujat, maka kita harus mampu bersatu padu untuk menunjukkan bahwa kita adalah bangsa bermartabat dan mampu mencerdaskan bangsanya.
Berhentilah merusak aset sendiri, redamlah kemarahan, salurkan aspirasi dengan elegan, maka orang akan melihat Indonesia sebagai negara yang besar. Memangnya kita kurang apa ?
Ayo.. mari mulai dari diri sendiri!

Tuesday, April 15, 2008

[US-Lynwood] Alhamdulillah.. udah di rumah mba Atik

Alhamdulillah, tanpa rintangan aku nyampe di Seattle. Semua lelah terbayar ngelihat wajah mba Atik yang cerah menjemputku. Semuanya baik-baik saja. Berangkat dari Cengkareng menuju Taipei pukul 2.40 pm, dari Taipei ke Seattle boarding pk.22.30 waktu Taipei. Ternyata dari Taipei ke Seattle lebih lama dibanding dari Tokyo ke Seattle -makan waktu 10 jam. Sebisanya aku berusaha "menipu" tubuh agar ga jetlag. Soalnya besok (16 April pk.9) dah harus ke Ocean Shores bareng Brian Atwater.
Sssst... mba Atik lagi sibuk tuh di dapur menservis tamu nya yang banyak permintaan hahaha...
Mba ku emang mba banget deh! Mother banget juga. Sembari nyiapin "meals" buat aku, anak-anak juga diserve dengan baik.
Sepanjang jalan kita belajar tentang "pelajaran" yang bisa diambil dari Amrik. Kenapa mesti alergi sama Amerika? jika banyak hal-hal yang diajarkan Al-Quran diimplementasikan di sana? Tentu saja tidak semua hal baik, tapi ga ada salahnya belajar dari yang baik, kan ?
Udah ya.. aku istirahat dulu...

Monday, April 14, 2008

Akhirnya pertanyaan itu datang juga

Dulu aku sempat becanda ama sodara dan teman-temanku bahwa aku akan menikah sebelum ponakanku sempat bertanya, "Bunda, om nya mana ?" dan itu aku perkirakan ketika ponakanku udah ngerti klo tiap orang punya pasangan. Ya... kemungkinan akan terjadi pada tahun 1010 karena pada saat itu (tahun 2004) ponakanku baru aja lahir. Rencana tinggal rencana...
Kemaren pas lagi nyante ama seisi rumah di Bintaro, tiba-tiba Rafi -ponakanku yang masih berumur 4 tahun (ulang tahun tanggal 11 April ini) bertanya (tanpa ada pendahuluan, red), "Bunda, bunda kapan baralek ?" (baralek = kenduri dalam bahasa Minang). Haaaaah...?? ga salah nih pertanyaannya?! Trus aku tanya lagi buat meyakinkan hati. "Apa Bang?". Dia mengulanginya sama persis, "Bunda kapan baralek?". Aku tergelak ... itu wajah polos banget.
Trus aku tanya lagi, "Emang penting ya bunda baralek?".
Rafi, "Iya donk Bunda, Bunda Selfi aja tadi baralek. Serius lo Abang." Dia berusaha meyakinkanku dengan ngasih perbandingan. Tadi siang Selfi -sepupunya lala (adik iparku)- dilamar. Ternyata Rafi belum bisa bedain lamaran ama pesta pernikahan.
Ya ampuuuuuuun, ini sama sekali tidak sesuai dengan rencana hahaha... mana orang yang tadinya ada dalam doaku udah mengundurkan diri pula. Aku harus hunting secepatnya nih. Engkau mengerti kan Rabb ? Amin.
Rafi.. Rafi... Bunda harus baralek ama siapa ?