Sunday, April 20, 2008

[US] Sisi Lain Amerika dan Harapan untuk Indonesia

Aku ga akan bisa menyangkal kalau aku sungguh terpesona dengan sebuah negara bernama Amerika. Bukan berarti aku pro Amerika. Sekali lagi, aku benci perang yang dikobarkan dimanapun, apalagi di tanah muslim saudaraku sendiri. No way! Dimanapun yang namanya kekejaman aku ga suka ! Never!
Di Amerika pun, masyarakatnya udah putus asa sama ulah Bush yang bikin citra negara mereka buruk di mata bangsa lain. Mereka juga benci perang, bahkan di jembatan-jembatan khususnya di Washington State digantungkan pita kuning tanda berduka sebagian sanak kerabat terhadap saudara mereka yang tewas dalam peperangan. Tentara-tentara dipisahkan dari sanak keluarganya dan tak sedikit yang pulang dalam keadaan "jiwa yang sakit". Mereka disuruh "membantai" tanpa mereka tahu kesalahan orang yang mereka "bantai" terutama di Irak sana.
Sementara negara-negara lain tetap menghujat negara yang mereka cintai dan mereka menjadi bagian dari "kebiadaban" tersebut. Akhirnya, ada pengharapan kepada Obama yang dinilai lebih punya sensitivitas untuk mengakhiri perang dan menebar kedamaian seperti hati-hati orang Amerika yang aku temui dalam hidupku. Mereka yang dikirimkan Allah untuk merubah wacana berpikirku tentang bangsa lain, tak peduli mereka dari Amerika atau bukan. Setiap orang berpotensi untuk baik dan berpotensi juga untuk jahat.
Bagaimanapun aku salut dengan Amerika yang serba teratur, yang mampu menata negaranya menjadi negara maju walaupun potensi sumber daya yang mereka miliki ga sebesar yang dimiliki negaraku Indonesia. Aku salut sama Amerika yang mengerti hukum, yang berhasil membuat masyarakatnya tidak diperbudak oleh rokok, bahkan iklan rokokpun tidak boleh dipajang dalam bentuk Billboard (yang ada malah himbauan untuk meninggalkan tembakau) sementara negaraku masih sangat bergantung dengan perusahaan rokok. Aku salut sama masyarakat Amerika yang mampu menjaga kebersihan, bahkan bepergian ke dalam hutan pun sempat-sempatnya membawa plastik sampah. Negaraku belum seperti itu karena dari mobil bermerk dan keren masih bisa terbang kulit pisang ke jalan raya. Aku salut sama film-film Amerika (kecuali yang sadis) yang mampu membuat dialog-dialog yang cerdas, imajinasi yang tinggi untuk kemajuan ilmu pengetahuan, belum seperti di negaraku yang layar kaca rumah tangganya masih dihiasi dengan iri dengki kaum perempuan memperebutkan laki-laki dan sebaliknya plus hal-hal mistik di luar jangkauan akal sehat (ga mutu banget kan?).
Masih terlalu banyak yang harus dibenahi dan ga akan mungkin berhasil kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Jika tak ingin dihujat, maka kita harus mampu bersatu padu untuk menunjukkan bahwa kita adalah bangsa bermartabat dan mampu mencerdaskan bangsanya.
Berhentilah merusak aset sendiri, redamlah kemarahan, salurkan aspirasi dengan elegan, maka orang akan melihat Indonesia sebagai negara yang besar. Memangnya kita kurang apa ?
Ayo.. mari mulai dari diri sendiri!

15 comments:

Cut Intan Meutia said...

coba liat lah segalanya lebih dekat:) pandanglah negara itu jangan dari sudut pandang turis:), dua tahun dinegara amerika, sangat cukup membuka mata, siapa sebenarnya negara amerika. Good luck sama kegiatannya ya?:)

patra rina said...

setujuuuuuuuuuuuuuuu, walaupun sebagai turis aku tetap mengambil hikmah dari setiap perjalanan kok, ga hanya di amerika. :)

dina sudjana said...

ketika kita ada di luar, semangat sekali untuk merubah kampung kita, namun pas balik lagi kaya suliiit sekali serasa melawan arus, tapi minimal kita tidak berbuat seperti yang mereka lakukan (oknum bangsa kita).
Tetap semangat yaa Patra

patra rina said...

betul teh!
justru oknum itu yang merusak bangsa kita

yelli ordinary people said...

setujuu uni..mulai dari diri sendiri :)

patra rina said...

yup, jangan salah lo, satu orang bisa bikin banyak perubahan...
kita harus jadi salah satunya kan Yel ?

Popon Kurniasih said...

Hidup Uni! Hehe

Diana Rochayani said...

Uniiii.. oleh2 buatkuuuu! :D

*beautiful sky said...

setujuh kali tujuh = 49 yah hheeheheeh
yoiiiii agreee deh pokoknya !

Sha - said...

Hmmm yah.. tetap ada dua sisi mata uang menurutku.. Ada yg baik, ada yg buruknya jg... gk tau apa krn aku cuma pernah tinggal 5 thn di us, jd blum bisa memahami.. sipp dehhh ditunggu putu2nya yg banyak

patra rina said...

setuju Sha
tapi dimanapun berada, uni lebih suka ngangkat sisi baiknya
kan itu yang bisa jadi motivasi agar kita bisa menjadi lebih baik
jeleknya orang amrik ? ada kok.... hehehehe..

patra rina said...

iyah mba, ntar kita tulis juga sisi buruknya budaya Amrik yang ga perlu kita tiru... tapi sayangnya lagi2 bangsa kita "kebanyakan" lebih suka niru sisi buruknya, kayak : free sex dan pake baju setengah telanjang hehehehe...

patra rina said...

iya, tapi ntar kita tulis juga buruknya Amrik yang ga seharusnya ditiru
tapi lagi2 sayangnya sebagian kita masih suka niru yang buruk itu, kayak : free sex, etc. Nah lo ? mending nulis yang baiknya aja kan?

Togie Lonelie said...

setujuuhh...

patra rina said...

setujuh balik