Thursday, February 16, 2012

Aku Bertemu Nazarudin di Brisbane

Aku tak begitu betah menonton televisi karena beritanya suka bikin gerah dan membangkitkan emosi, sepertinya berita tanah air didominasi oleh berita-berita provokatif-non edukatif. Namun malam itu televisi jadi teman setiaku yang lagi tak enak badan namun tetap harus menyelesaikan tugas-tugas kantor. Setiap kali mata lelah dan jari telah penat menekan tuts-tuts laptop, aku lirik sebentar layar segi empat itu. Ah, tetap saja .. hatiku tak tertarik.

Sampai suatu iklan mampu menyedot seluruh rasa penasaranku. Iklan gantungan kunci! (aneh banget ya .. ada iklan gantungan kunci?) dan gantungan kunci itu hanya ada di Brisbane, Australia!

Aku harus mendapatkannya… harus…! Ku hitung-hitung tabungan.. cukuplah untuk membeli tiket pp, makan dan nginap satu malam serta untuk membeli gantungan kunci itu pastinya. Yes..!

                                                                  ***

Duh! Kerongkonganku tiba-tiba tercekat, jam sudah menunjukkan pk. 16.00 WIB, yang artinya pesawatku telah berangkat. Oh tidaaaaaaaaaaaak…. aku panik setengah mati. Barang-barang yang sudah dipacking seakan-akan menertawakan keteledoranku.

Tunggu..! Cek lagi tiket.. Aha..! Ternyata aku salah lihat, pesawatku  pk. 18.00 WIB, yang artinya masih ada waktu yang lebih dari cukup menuju Bandara International Minangkabau (BIM). Alhamdulillaah.. tiket ga jadi hangus. Mama, papa dan adikku geleng-geleng kepala melihat ku yang kalang kabut. Mereka tak pernah melihatku un-well prepare begini. Terserah deh.. di otakku hanya ada gantungan kunci itu!

                                                                      ***

Singkat cerita.. sampailah aku di Brisbane. Entah bagaimana aku bisa kesasar ke dalam sebuah gedung, yang ternyata itu adalah gedung pengadilan! Hmm.. gedung pengadilannya kayak mall, pastilah para tersangka senang diadili di sini he he he…

Tiba-tiba dari kejauhan, sebuah wajah yang sangat ku kenal melambaikan tangan dan memanggil namaku dengan sapaan akrab, “Patra…. Patra….. hey… “. Lelaki itu menghampiriku sambil tetap menebar senyum hangat. Ya ampuuuun… Itu kan Nazarudin, yang wajahnya sering menghiasi televisi akhir-akhir ini. Kok dia kenal aku ya ? Gawat! Aku ga ingin ikut-ikutan terbawa kasus ah..

 

Tapi harus bagaimana sekarang, ku sudah berada tepat di hadapannya. Dia melanjutkan sapaan, “Kok loe bengong ngeliatin gw ? Gw berubah banyak ya ?” Idiih, nih orang kayak yang ga bermasalah aja, sungguh ramah, sopan dan bersahabat, tanpa beban. Lama-lama aku mikir, “Jangan-jangan aku yang amnesia kali ya ?”

Aku hanya bisa membalas dengan senyuman sambil berbasa-basi dikit.

Belum habis rasa terkejutku dengan sapaan Nazarudin eh dari dalam ruangan sidang muncul satu orang lagi. Duh..! Ini lebih bikin kaget, jantung hampir berhenti berdetak. Wajah laki-laki muda ini begitu aku kenal. Hampir sepuluh tahun kami mempunyai ikatan persaudaraan. Tapi, mengapa dia ada di sini ya … ?

Penampilannya sungguh beda. Dia terlihat gagah dengan pakaian kebesarannya sebagai pengacara.

“Uni….! Bengong aja! .. Ga senang ya ketemu aku di sini ? Kan udah lama kita ga ketemu.”

Masih bingung, aku nanya, “Lha, kamu ngapain di sini ? Udah pindah ? Kok ga ngasih tahu?” Karena baru sebulan lalu aku berkomunikasi dengannya dan isterinya, mereka masih menetap di Jakarta. Nah lho, kok sekarang ada di Brisbane ? (sejenak.. gantungan kunci terlupakan)

 “Alhamdulillah ni, adikmu yang ganteng ini sekarang jadi pengacaranya Nazarudin. Uni menyimak kasusnya kan?”

(dalam hati : ya iya sih.. tapi kok kamu ga pernah keliatan di TV ?)

“Uni pasti bangga, adik uni sekarang udah jadi orang… hayo.. ngaku … jangan bengong aja.”

                                                                               ***

“Bundo…. bangun bundo, udah setengah tujuh…!” (Lha suaranya kok jadi ganti suara anak kecil?)

 Dengan malas ku buka mata dan ponakanku nan cantik sudah berada tepat di samping tempat tidurku. Nazarudin dan adik angkatku yang pengacara itupun hilang begitu saja. Oalaaaah… ternyata aku mimpi toh ?

Pantes aja dari awal .. ceritanya udah ga jelas framenya ha ha ha ha….

 

Setelah aku telusuri, penyebabnya adalah :

1. Aku terlalu excited kedatangan teman lama yang sekarang lagi ngambil program Doktor di Brisbane

2. Aku kangen sama adik angkatku (pengacara) yang udah  lama ga kontak

3. Tiap kali nonton Tv, yang keluar adalah tayangan tentang Nazarudin

Akhirnya, otakku mengolahnya menjadi sebuah mimpi …  lucu juga tapi he he he

tapi tetap ga ada clue buat si gantungan kunci...  hmm.. ada apa dengan gantungan kunci ?