Saturday, May 3, 2008

Trio Fals (siapa yang mau ngundang?)

Tiap kali aku ditanya "Pekerjaan apa yang paling kamu takutkan?", aku pasti akan menjawab "nyanyi!", trauma tingkat tinggi hahahaha.... Masih ingat banget dulu waktu masih fresh nya tahun satu kuliah, biasalah anak tahun satu ketiban macam-macam "order" dari senior, salah satunya "vocal group" nyanyi untuk melepas wisudawan. Aku dan tiga orang teman lainnya (akhirnya kita jadi sahabat) berjejer di satu barisan, dengan semangat mengikuti latihan. Tiba-tiba uda Deri yang ngelatih bilang "Tunggu... tunggu... ada kedengaran fals di bagian sini." Ups! aku nyadar itu pasti aku. 

Trus, pas dia bilang lanjutkan.. Aku benar-benar ga berani mengeluarkan suara bahkan satu hurufpun tapi mulut tetap komat kamit alias lipsing. Keyakinanku bertambah kuat kalau akulah penyebab fals tadi karena da Deri bilang "Nah, sekarang udah ga ada yang fals."

Tau ga teman-teman? Ternyata... dua orang temanku lainnya buka kartu, mereka juga lipsing hahaha karena sadar kalau suara mereka juga penyebab hancurnya nada.

Minder? Engga donk! Tiap camping, suara kita bertiga paling kencang dan gitar harus ngikutin (masih ingat David sang gitaris dengan begitu sabar mencari nada yang sesuai walo jarang sekali berhasil). Sementara Ade emang penyanyi benaran. Ade yang baik selalu memotivasi tapi emang dasar pita suaranya bermasalah kali ya? Jadi, tetap aja deh.. gitu lagi.. gitu lagi...

Akhirnya, kenekadan kami membuahkan hasil! Ada seorang senior menawarkan diri jadi manager (namanya Derino, sejak saat itu kami memanggilnya "Jer") untuk Trio Fals. Lumayan banyak orderan lo buat camping karena suara kami bisa menambah semarak suasana hahaha... gokilnya sih yang kebangetan. 

Hmm.. sekelumit kisah di masa-masa kuliah dulu (jadi rindu para Edelweis nih). Sampai sekarang, aku lebih baik disuruh ngomong di depan ribuan orang deh dibanding harus disuruh nyanyi. Takuuuuuuuuuuut....!

Diskusi bareng murid2 International Relations - Castilleja School


Castilleja School, sekolah khusus perempuan di Palo Alto punya misi mendidik perempuan untuk bisa jadi pemimpin. Berbagai cara dilakukan untuk membangkitkan motivasi para siswanya agar bisa mengeksplorasi skill dan bakat yang dimiliki. Fasilitas pun dicukupi, mulai dari stadium olah raga, fitness centre sampai alat-alat musik tersedia di sana. Beruntung aku punya kesempatan untuk berbagi pengalaman sama mereka. Sekitar 18 siswi hadir pada saat aku berkunjung ke sana. Lebih banyak pertanyaan ditujukan tentang KOGAMI karena memang sebelumnya ada pemutaran film tentang sejarah berdirinya KOGAMI. Satu pertanyaan yang menarik buatku adalah :

"Is there any difficulties when you as a woman has to talk with man especially who has important position in government such mayor? Can they put respect on you? And how you lead your staff?"

Aku ga nyangka pertanyaan itu bisa muncul di Amerika yang selama ini dalam pikiranku memberikan kebebasan kepada siapapun untuk menyuarakan pendapat. Isu gender ternyata ada dimana-mana. Kenapa harus ada ?

Sejenak aku tersenyum dan jawabanku untuk mereka adalah "Satu hal yang harus kita sadari adalah : siapapun dia dan apapun jabatannya... kita dan mereka adalah sama-sama manusia, tak ada satupun manusia punya hak merasa lebih dibanding yang lainnya. Tidak masalah pemimpin itu seorang wanita atau pria selagi kita saling menghargai satu sama lain. Sebagai seorang pemimpin, saya sangat menyadari bahwa wanita dan pria itu totally different, maka kita harus memahami perbedaan tersebut. Dari sanalah akan muncul pengertian dan rasa saling menjaga satu sama lain. Dan selama ini saya tidak pernah menemukan kendala baik dalam berkomunikasi ataupun ketika saya harus menjadi seorang fasilitator .. apapun jabatan mereka di pemerintahan. Sekali lagi kuncinya adalah : perlakukan seseorang sebagaimana engkau ingin diperlakukan."


Tanpa disangka-sangka mereka memberikan applaus. Hmm... siang yang berkesan di Castilleja. Thanks Rabb


Thursday, May 1, 2008

Mau lihat aslinya Patra ?

Mau lihat aslinya Patra ?
coba visit http://www.uwtv.org/webcast/earthquakeconf_wm9.asx  dan tunggu sekitar 15 menit ntar akan ada penampakan Patra hahahaha.... Itu sebagai bukti kalau patra itu nyata!  (ada yang iseng godain... masa mba Atik dibilang moderatornya MP hahahaha.. alias ga nyata)
thank you ya !

[US-Palo Alto] Stanford vs refreshing

"Hujan berlian di negara orang, lebih baik hujan beneran di negara sendiri." hihihi si Patra lagi bete nih.
Baru lima hari di Palo Alto rasanya udah sebulan. Alhamdulillah tugas udah ditunaikan dengan baik, tinggal satu yang belum : diskusi di Castilleja school siang ini (1 May 2008). Meeting dengan GeoHazard International udah kelar dan ubun-ubun rasanya panas banget. Kemaren diskusi sama para Insinyur di Stanford University juga udah kelar.
Oh ya, di Stanford aku dapat kesempatan belajar. Salut sama Insinyurnya US. Stanford University kan rusak parah akibat gempa 1906 sementara art gedung-gedungnya sangat bagus. Mereka harus bersiap untuk kemungkinan gempa berikutnya. Jadi, gedung yang rusak diperbaiki dan menjadi seperti aslinya kembali. Untuk retrofit sempat terjadi perdebatan karena akan merusak tampilan aslinya tapi itu tetap harus dilakukan untuk menambah kekuatan pada gedung. Begitu juga dengan reinforcement juga dengan tujuan sama tapi dengan cara yang berbeda. Setelah bongkar sana dan sini, para ahli berusaha untuk mengembalikannya ke bentuk asli. Tadinya sebelum diteragnkan aku ga tau lo... Kerja mereka rapi sekali, jadi aku ga pernah nyangka kalau Stanford itu mengalami renovasi yang menakjubkan. Perhatiin deh klo ke Stanford .
Ini belum "dihalusin" lagi setelah direinforce

Hmm... tinggal tiga presentasi lagi, Castilleja School siang ini dan Humboldt University besok siang dan Stanford University lagi Senin tanggal 5 May. Ternyata aku sadar kalau aku bukan "dosen" yang baik karena baru empat kali aja ngasih presentasi aku udah bosan, mendingan ke masyarakat deh nerangin tentang gempa dan Tsunami. Aku suka interaksi yang terjadi justru setelah presentasi. Masyarakat yang kemudian jadi saudara-saudara baru. Kalau di US, banyak juga sih teman tapi atmosfirnya ga sama ma Sumatra Barat kampungku tercinta.

Butuh refreshing nih... 
Untung aja True Friend ku rajin berkunjung setiap hari dengan segala kelucuannya, jadi aku agak terhibur di kota yang kecil ini