Wednesday, February 13, 2008

Nostalgia Edelweiss

Sabtu, 10 Februari 2008 pk. 16.00

HP ku berdering, tertera nama Anos di situ.  Aih senangnya! Anos bilang kalau Anda (Iskandar) salah seorang teman seangkatan kami juga sedang berada di Padang bersama keluarganya (istrinya Ana dan putrinya Yasmine). Entah kenapa, walaupun udah sepuluh tahun kami berpisah setelah menamatkan kuliah, atmosfir “perkuliahan” itu tetap ada.
Kalau orang lain akan bilang masa-masa SMA adalah masa paling indah, seperti lagunya Paramitha Rusadi “Nostalgia SMA kita.... masa-masa remaja ceria.. masa paling indah...”. Hmm... buatku masa kuliah lebih indah. Kami disatukan dengan adanya OPSPEK yang mengesalkan, menggelikan sekaligus mengharukan. Kata senior-seniorku dulu, karena kuliah di Biologi dituntut untuk berada banyak di lapangan, maka kami harus ditempa sedemikian rupa agar tidak lemah dan tidak mudah dilemahkan.  Hingga akhirnya kami menikmati OPSPEK tidak lagi sebagai bentuk perpeloncoan tapi sebagai piknik akhir minggu. Enam bulan lamanya dalam hardikan kasih sayang senior telah menumbuhkan rasa kebersamaan dan persahabatan yang dalam di antara kami.
Lagu YANG TERLUPAKAN – Iwan Fals dan bunga EDELWEISS menjadi lambang kasih sayang di antara kami (Duh, jadi kangen deh ama semua Edelweis... how are you doing now?).
Sehingga ada semacam kalimat “kutukan” bahwa “TAKKAN ADA SATUPUN ANGGOTA EDELWEISS YANG AKAN BERTAHAN KALAU JADIAN, KARENA KITA SEMUA ADALAH SAUDARA!”
Wallaahu a’lam kenyataannya memang seperti itu. Beberapa orang teman-teman yang mencoba untuk menjalani kisah kasih harus pasrah ketika “kutukan” itu menjadi kenyataan. Alhasil, memang tak ada seorangpun berhasil menuju pelaminan hingga rasa persaudaraan itu kian kental. Silaturahmi tetap bisa dibangun dengan baik walaupun ada sejumlah teman berjudul “mantan” dari yang lainnya. Enam tahun ditempa oleh terasingnya kampus dari hiruk pikuk dunia dan “ranjau-ranjau” rimba belantara telah membuat kami DEWASA baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam kesempatan reuni, nostalgia kisah kasih tersebut jadi bahan pemeriah suasana, ledek-ledekan pun tak terhindari lagi (jadi kangen banget nih... ).
Kalau orang lain masih bisa mengatakan “Aku ga suka makanan ini, ga enak”, kami bahkan telah menjudge bahwa semua makanan itu enak (selagi masih halal). Karena sering menjelajah hutan menghantar kami pada rasa syukur tak terperi dengan semua pemberian Sang Khalik, karena tak jarang kami makan “makanan basi”.
Sebagai Biologist, Kuliah Lapangan adalah salah satu pendukung perkuliahan karena kami harus mengenali hewan, tumbuhan, pengklasifikasian, cara hidup, pertumbuhan dan perkembangannya dan itu hanya bisa dilakukan dengan melihat langsung ke habitat mereka. Hal itu menyebabkan kami harus menjadi petualang dan penjelajah rimba raya ssttt... dengan dibekali ilmu jelajah hutan seadanya menyebabkan insting kami terlatih sedemikian rupa, Alhamdulillah. Alat bantu yang biasanya kami bawa hanyalah parang dan tali temali. Jika terpisah jauh, kami tinggal berteriak sekencang-kencangnya melalui suara perut “Oooooouuuuu.....p!” sebagai tanda minta ditunggu. Komunikasi yang terasa sangat indah di saat hanya Allah dan teman seperjalanan yang bisa diandalkan.
Kembali ke masalah makan. Tak jarang kami harus pergi ke rimba-rimba di Kabupaten lain seperti Pasaman, Padang Pariaman, dan sebagainya sehingga untuk logistik diadakan pembagian tugas. Sebelum berangkat, ada beberapa orang yang ditugaskan untuk memasak lauk pauk sebagai bekal. Kadang kala pengemasannya terburu-buru dan ketika perut sedang lapar-laparnya bau bekal tersebut menyeruak dan mematikan selera dalam sekejap tapi sekali lagi, mau cari makan kemana ? Maka, makanan “basi” tersebut telah ikut membantu meningkatkan kekebalan tubuh para Edelweiss (maksa sekali ngeles nya). Atau tak jarang, di tengah penjelajahan turun hujan deras. Lauk yang tadinya menggiurkan seperti “Nasi Dendeng Balado” jadi nasi putih berkuah hujan dan daging lunak yang pucat.
Sekali lagi, dalam langkah kebersamaan, semua itu terasa enak, enak dan enak. No complaining about food!
Sekarang, walaupun sudah saling berjauhan, kami masih bisa tetap bertemu muka dengan adanya email angkatan dan blog angkatan http://bio91.multiply.com (jadi klo mo lihat Patra yang masih culun, boleh kok berkunjung ke sini). Setiap membuka halaman ini, sejuta kenangan masa-masa indah di perkuliahan akan menyeruak, menghadirkan getir, senyum dan tawa (I still have you in my heart, friends).
Aku sangat bersyukur dikaruniai teman-teman yang baik hati. Kami tak pernah merasa dibatasi oleh jabatan, pangkat, gelar atau apapun asesories dunia lainnya. Persahabatan yang terjalin hanyalah karena ingin bahagia bersama karena kita sama! Sama-sama hamba Allah. Jadi, ga akan ada yang alergi klo diajakin reunian, malah jadi kebutuhan mutlak! Makasih ya Rabb...
Seperti malam itu, ketika Anda dan Anos bertanya, “Udah berencana menikah, Pat?”. Terang donk jawabku, “Udah, insya Allah di bulan Juni tahun ini” sesuai dengan resolusi 2008 yang kubuat (teteeeep......!). Dan.... mereka memang bukan orang kebanyakan, mereka adalah orang-orang spesial yang menjadikan aku istimewa seperti sekarang ini. Kata-kata yang keluar dari lisan merekapun mengandung kebijaksanaan yang membuatku semakin berterimakasih dengan kehadiran mereka.
Anda melanjutkan kisahnya menemukan pendamping yang  tidak semudah berteori, Anos pun sama dan akhirnya mereka mengatakan, “Percayalah Pat, jodoh itu bukan kita yang mengatur. Segimanapun kita menjalin sebuah hubungan tapi kalau bukan itu jodoh kita tetap aja ga akan jadi. Suatu saat akan ada “klik” di hati yang membuat kita berani membuat keputusan untuk menikah. Itulah jodoh kita.” Jadi terharu.... 
Makasih sobat, nasehatmu sangat menyejukkan hati di saat pertanyaan-pertanyaan lain mengacaukan perasaan. You are really my best friends. Semoga kita dipertemukan lagi di surga Allah, bahagia dunia dan akhirat. Amin.

10 comments:

evida kartini said...

subhanallah ya, pertemanannya sampai dekaaaaat sekali
jadi terharu membacanya :-)

yelli ordinary people said...

amin

patra rina said...

Iya Pi
Mereka sungguh teman sejati

patra rina said...

Thanks dear atas doanya

Deshinta Arrova Dewi said...

hmm 'klik' ya.....amiiiiiinnnn

iskandar waris said...

Walah cepet banget ditulisnya..Fotonya ada di site Anda ya Patra, barusan diupload. God Bless You!..

d'Amyja Songyanan said...

teu jamparing teu edelwiss ya ni...they great friend...eh juni? ikutin ajeng ya:P
miz u uni....

patra rina said...

engga Jeng
jamparing mah di Bandung
Edelweis dulu jaman kuliah :))

patra rina said...

Makasih Nda, udah dilihat tapi belum sempat nyimpan

Henny Herwina said...

TFS Pat, doaku untukmu juga, untuk semua angkatan 91 diamana saja berada..... BTW aku selalu dpt info ttgmu dr mama hlo... he he
Hi Anda, baru liat fotomu lagi nih, gak brubah ya? ya Pat ya?