Dr. Chan Lai Keng, itulah nama yang diajukan pembimbing S1 ku ketika aku minta tolong kepada beliau untuk mencarikan supervisor sehubungan dengan keinginan untuk melanjutkan pendidikan S2 di University Science of Malaysia. Dari dulu, aku sangat mengagumi kedisiplinan orang-orang keturunan Chinese dan tentu saja ada sebentuk kekhawatiran tidak bisa mengikuti kedisiplinan dan kegigihan sang calon supervisor tersebut. Di pertemuan pertama, aku langsung dapat PR untuk membuat perencanaan jadwal penelitian dan target penyelesaiannya, begitu lugas dan tanpa basa-basi. Namun senyum yang mengembang dalam setiap arahan itu yang membuat aku bersemangat untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Dr. Chan begitu keibuan, hingga aku dan teman-teman memanggilnya dengan sebutan “mami”. Sangat layak untuk beliau karena beliau tidak hanya sekedar dosen. Di samping meja kerjanya ada white board yang tidak hanya berisi jadwal kegiatan harian beliau tapi tersusun dengan rapi tanggal ulang tahun para mahasiswa bimbingannya. Sehari sebelum ultah, mami udah sibuk ngelobi kami untuk bikin pesta kejutan bagi yang ultah. Kebayang ga? Mami itu sibuk banget lo, ada beberapa jabatan organisasi (NGO) yang dipegangnya selain kerjaan utama, ngajar. Kehangatan mami bisa mengurangi rindu pada keluarga.
Pernah sekali waktu, aku takut sekali untuk memenuhi janji diskusi dengan beliau karena data penelitian aku masih ga ada perubahan dari minggu sebelumnya. Aku sengaja serius kerja di salah satu ruangan laboratorium. Sama sekali tak disangka, tepat waktu yang dijanjikan, Dr. Chan menemui aku dan mengingatkan janji pada saat itu. Aku berusaha jujur. Beliau sama sekali ga marah, malah menghibur “Saya hanya ingin kita bertemu agar saya tahu apakah research kamu lancar atau ada hambatan, jadi kita bisa sama-sama mendiskusikannya.” Belum pernah aku merasa senyaman ini berhubungan dengan seorang guru. Dr. Chan penderita migrain yang sangat berat. Tak jarang, wajahnya jadi tak karuan menahan sakit, tapi jika kita membutuhkan .. wajah kesakitan tersebut dipaksakan untuk tersenyum. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata kebaikan beliau.
16 comments:
ohhh so sweet person. I never seen indonesian teacher like her ..Im so sorry to say this . especially my college teacher ..most of them they act the opposite of her.
wah yang begini ini perlu dilestarikan ya.. maybe birthday is only a little attention for some people, but it shows how great she is in appreciating people..
What a great lecturer, supervisor and tutor..
ini dosen malaysia ya?
Beruntungnya Patra punya dosen yang penuh perhatian begitu.. ini juga memotivasi studennya untuk belajar giat ya..
(*Lagi bayangin andaikan banyak dosen begini di Indonesia...*)
erm pengen jadi dosen spt itu hihihi :P
sayang ya undangannya telat nyampe:-(
Unfortunately, she is not Indonesian Teacher mba Atiek. Yes, it's true, I have never met Indonesian teacher like her. May be someday......... dont know when. How pity the students in Indonesian college. Sorry to mention this hehehe...
Yup, she is really special for us. Ga pernah ngebayangin juga nemu dosen sebaik Dr. Chan. Bukan hanya masalah birthday tapi ketika ngelihat kita sakitpun, dia akan maksa kita untuk pulang dan istirahat. Ga tahu mesti bilang apa lagi... baik banget !
Yes, she is
Hope you can see her in USM someday and please send my regard to her
Aa nya udah datang belum mba? ;P
Iya, Ntan
Dosen Malaysia
Subhanallah benar lo....... moga ke depannya banyak dosen Indonesia kayak Prof. Chan Lai Keng
You can Sha, yang penting mah niat buat ngasih yang terbaik :-)
Iya, sayang banget
Klo ga, kan udah nyampe Malaysia...
Penang Island punya seribu kenangan (belum nyampe sejuta De) :p
Emang langka banget, kecuali klo dosen tersebut pernah sekolah di Luar Negeri hehehe.. sorry dosen :-)
I love you, Dr. Chan
so much....
Post a Comment