Sunday, December 24, 2006

Sekelumit kisah bersama Pemadam Kebakaran


Untuk keenam kalinya, KOGAMI nomaden alias pindah kantor. Sebelum kantor yang sekarang, Pemadam Kebakaran berbaik hati ngasih ruangan buat KOGAMI. Aku dan teman-teman sih senang banget bisa satu lokasi ama Pemadam karena selama ini kita dah berteman baik karena sering menggelar kegiatan latihan penanggulangan bencana bersama. Lama-lama, ga hanya senang.. aura Pemadam mempengaruhi KOGAMI sebegitu kuatnya! Tiap kali bel berdentang, tiap kali pula relawan KOGAMI berhamburan loncat ke mobil Pemadam yang meraung-raung mencari sumber api. Walau ga punya keahlian, setidaknya dari learning by doing, ada manfaatnya juga buat tim pemadam atau paling engga, relawan bisa ikutan mengamankan lokasi. Duh, dulunya mah ga segini deg-degannya klo dengarin mobil pemadam kebakaran lewat tapi sekarang ada perasaan khawatir dan was-was. Bukan hanya karena relawan ikutan di mobil tapi sepertinya rasa persaudaran terasa begitu tinggi. Jangankan pemadam yang emang teman sendiri, ngedengarin ada pemadam kebakaran yang tinggal di daerah lain tewas karena kecelakaan kerja aja rasanya udah sedih banget.


Subhanallaah.. ternyata, salah sekali klo orang bilang Pemadam suka lamban kerjanya, karena tiap hari aku dan teman-teman nyaksiin sendiri gimana mereka ninggalin semua yang mereka lakuin ketika bel berbunyi. Baru aja mau makan, makanannya ditinggal, baru aja mau gendong anak ngelepas kangen eh ga jadi.. pokoknya "bel" tanda panggilan jihad lebih penting dari segalanya. Ga nunggu hitungan menit, bel bunyi semuanya "blek" langsung lengkap naik ke mobil. Ga bisa dibohongi, rasa ingin cepat sampai di tujuan bikin adrenalin naik.


Aku jadi ingat waktu dulu di Bandung, bareng teman-teman .. dapat kesempatan untuk pelatihan di dinas Pemadam Kebakaran seharian. Ternyata ga mudah.. Semuanya butuh keahlian. Bagian terakhir dari pelatihan adalah diajakin keliling ama mobil Pemadam Kebakaran yang sirinenya dihidupin. Benar deh, semua pada stress, walau udah memekakkan telinga .. yang namanya mobil di depan ga mau beranjak tuh dari posisinya. Ok lah klo alasannya macet.. ini engga.. cuma ada satu mobil lagi nunggu lampu hijau nyala. Kan aturannya harus ngasih jalan, tapi mungkin sosialisasi masih kurang .. ga tahu juga.


Jadi, klopun Pemadam Kebakaran telat sampe di tempat tujuan, bukan mereka yang sengaja tapi emang mereka ga bisa lebih cepat lagi dari itu, disebabkan beberapa kendala.


Kembali lagi ke suasana Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang. Jika semua mobil berangkat, otomatis semua petugas berangkat juga karena memang kebutuhannya segitu, jadi aja Posko kosong sementara telfon dan radio sangat sibuk. Lagi-lagi, relawan KOGAMI belajar banyak untuk bisa menenangkan orang-orang yang meminta informasi atau menjadi lalu lintas komunikasi yang terjadi antar aparat di lapangan.


Terimakasih Pemadam! Selamat Jalan Pak Willy dan Pak Masrizal, semoga diampuni segala dosa2nya...

4 comments:

Mamat Rahmat said...

speachless

patra rina said...

moga semua manusia menjadi berharga karena tak ada seorang pun manusia yang mampu mengerjakan segala hal sendiri....

Mamat Rahmat said...

iya Mba, kadang suka menilai cuma dari sudut pandang sendiri dampaknya sering berprasangka..

salam kenal,
-Mamat-

patra rina said...

salam kenal juga...
Di saat kita mencoba menyelami pekerjaan yang dilakukan orang lain, ternyata tak semudah kita berteori. Komitmen anggota pemadam kebakaran pada tugasnya lebih besar dibanding kita yang bisa tidur kapan saja kita mau di luar jam kerja. Kalau mereka ? Bahkan untuk kota Padang, tidak saja untuk memadamkan api tapi mereka juga tim SAR karena mereka tergabung pada dinas Kesos dan Penanggulangan Bencana.... Mereka orang-orang yang luar biasa !