Saturday, December 9, 2006

POLYGAMI NO, SELINGKUH YES!

Akhir-akhir ini rame sekali di media tentang UU yang akan mengatur kembali atau lebih tepatnya memperketat aturan Polygami (halusnya sih.. padahal intinya melarang polygami). Semua bersuara sangat sengit seakan-akan polygami menjadi musuh masyarakat atau penyakit yang harus dibasmi sampai ke akar-akarnya. Aneh, semua merasa kepanasan seakan-akan dia yang sedang teraniaya. Hak pribadi orang lain untuk menentukan jalan hidupnyapun perlu dicampuri. Hukum Tuhan menjadi yang ke sekian demi emosi pribadi yang harus tersalurkan. Aku tidak anti polygami dan sama tidak siapnya dengan kaumku lainnya untuk dipolygami, tapi aku tidak punya hak untuk mengomentari keputusan yang diambil oleh orang lain, apalagi menentang hukum Tuhan.


Yah, sangat setuju jika para pasangan yang akan menempuh jalan polygami beranjak dari komunikasi yang bijak walaupun tidak ada keharusan seorang suami meminta izin kepada istri jika ingin menikah lagi. Aku juga sangat keberatan kalau polygami kemudian menjadi alasan bagi para lelaki yang hanya ingin menggunakannya sebagai alasan untuk "memuaskan nafsu" tanpa memandang hal-hal yang harus dipenuhi seperti prinsip keadilan, dsb.


Lagi-lagi tak habis pikir, PERSELINGKUHAN yang telah merajalela dari dulunya tak pernah tuh diributkan mengenai Undang-undang yang membatasi si pelakunya. Semua dianggap urusan pribadi yang tak boleh dicampuri oleh orang lain. Lalu ? Apakah sang istri rela begitu saja seandainya suami menjadi punya alasan untuk mempertahankan perselingkuhan karena ada pelarangan POLYGAMI?


Wah, para lelaki akan bersorak-sorai seandainya PP yang "melarang" polygami disahkan .. karena ada alasan untuk tidak bertanggung jawab atas perbuatan haram yang telah dilakukannya (eit, para suami yang tak selingkuh dilarang protes).


Hanya sekedar uneg-uneg atas hukum yang serba terbalik di jaman sekarang :). Na'udzubillaahi min zalik

8 comments:

Ahmad Ridha said...

Barakallahu fiik.

Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam bersabda (yang artinya):

"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang menipu, akan dipercaya/dibenarkan padanya orang yang berdusta dan dianggap dusta orang yang jujur, orang yang berkhianat dianggap amanah dan orang yang amanah dianggap berkhianat dan akan berbicara ar-Ruwaibidhoh. Ditanyakan: "Siapakah ar-Ruwaibidhoh itu?" Beliau berkata: "Orang yang bodoh berbicara dalam perkara umum". (HR. Ibnu Majah)

Rahman Syaifoel said...

Poligami itu... selingkuh dengan justifikasi agama? Selingkuh yang dibenarkan kah? ;))

Apa bedanya selingkuh yang 'dibenarkan' dan selingkuh yang TAK dibenarkan?

ayi irma1 said...

ini serius apa becanda?

arif bastari said...

hmm, kita lihat apakah ada yang diputar balikkan ?

muhammad hairil juna putra said...

bagi yang merasa hidup cuma ada di dunia maka perbedaannya gak ada...tapi kalo bagi yang merasa hidup di dunia cuma sementara maka perbedaannya menjadi sangat besar...

patra rina said...

Polygami jelas beda ama selingkuh karena tetap melalui tata cara yang dibenarkan dalam Islam tentang sebuah pernikahan : ada calonnya, wali, saksi dan penghulu.. Nah beda banget kan? Mana ada orang yang selingkuh pengen diketahui? ... sembunyi2 .. padahal ga bisa sembunyi dari Allah ;)

patra rina said...

Tiba-tiba pengen buka page ini lagi dan tergelitik pengen kasih comment. Jelas polygami bukan selingkuh karena dibenarkan oleh agama tapi tetap ada batasannya karena sekali lagi sesungguhnya manusia itu tidak bisa adil, terutama dalam masalah hati. Rasulullah juga mengakui ini kok... Nah, berhubung hanya Rasul yang bisa ngelakuin itu, para lelaki di zaman sekarang mending bersabar deh ya... :-)

patra rina said...

Setuju mas, sekarang orang sepertinya udah ga percaya ada hidup yang lebih kekal nantinya dan untuk itu kita harus punya modal yang cukup