Saturday, May 8, 2010

“Ketersinggunganku” atas Kesetaraan Gender

Mohon maaf jika ada yang tidak sependapat dengan  tulisanku ini. Setiap orang dijamin kebebasannya dalam mengeluarkan pendapat.

Hari ini aku dicecar beberapa pertanyaan seputar keterlibatan kaum perempuan dalam penanggulangan bencana oleh seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Bukan mahasiswanya yang ingin aku bahas tapi konteks kesetaraan gender itu sendiri.

Inilah daftar pertanyaan orang-orang yang hampir selalu ditanyakan kepadaku dalam berbagai kesempatan. Silakan mengkritisi jawaban yang aku berikan.

  1. Sebagai seorang perempuan, apakah anda cukup dihargai oleh kaum laki-laki ketika anda melaksanakan tugas?

Jawabku :

Penghargaan seseorang diperoleh bukan karena kita perempuan atau laki-laki tapi apakah kita bisa menghargai orang lain dengan cara komunikasi yang sesuai. Pada dasarnya, semua manusia ingin dihargai, siapapun dia. Walaupun laki-laki tapi cara berkomunikasinya membosankan, melecehkan, tidak cerdas dan tidak santun, orang juga tidak akan respek. Nah, sudah jelas bukan kalau bukan gender yang menentukan seseorang akan dihargai atau tidak?

  1. Berapa perbandingan jumlah staf laki-laki dan perempuan di KOGAMI? Apakah berimbang?

Terus terang, aku bingung sekali dengan pertanyaan ini. Kenapa sih perbadingan ini menjadi hal penting yang harus ditanyakan? Buat apa aku memaksakan jumlah perempuan lebih banyak dibanding laki-laki atau sebaliknya kalau mereka tidak mampu mempunyai komitmen, komptensi yang sesuai, dedikasi dan loyalitas? Sebagai organisasi sosial, KOGAMI membutuhkan orang-orang yang mengerti arti PENGABDIAN.  Jadi, mau perempuan atau laki-laki, silakan saja … kalau sesuai dengan kebutuhan dan cita-cita organisasi.

Jawabku biasanya :

Bagi saya selaku pimpinan KOGAMI, bukan jumlah yang menentukan sebuah organisasi telah mengimplementasikan kesetaraan gender atau tidak, tapi bagaimana sebuah organisasi bisa memanfaatkan peluang dari minat dan bakat seseorang untuk mencapai visi dan misi organisasi. Dan tanpa sengaja, saat ini jumlah karyawan dan relawan di KOGAMi sangat berimbang antara laki-laki dan perempuan karena memang merekalah orang-orang terpilih sesuai dengan kebutuhan organisasi yang berjuang untuk masyarakat.

  1. Apakah di setiap perencanaan pengurangan risiko bencana di komunitas dampingan, KOGAMI selalu mempertimbangkan jumlah keterlibatan kaum perempuan?

Duh, sebenarnya aku agak kesal untuk menjawab pertanyaan ini. Lagi-lagi, kenapa kehadiran atau jumlah sih yang menjadi ukuran? Kenapa bukan perananan dari kaum perempuan dan laki-laki itu sendiri?

Apakah dengan banyaknya kaum laki-laki yang hadir di setiap perencanaan selalu berarti pengabaian terhadap kaum perempuan?

Untuk apa kaum perempuan banyak hadir tapi nyatanya mereka gelisah mengingat apakah anak-anak di rumah sudah makan, sudah mengerjakan Pe-Er atau hadir hanya untuk mengembangkan bakat ngerumpi sehingga tidak menghasilkan apa-apa.

Jawabku biasanya :

Buat KOGAMI, pemahaman kaum perempuan dan laki-laki tentang bagaiamana menjalankan peran secara bertanggungjawab itu lebih penting daripada sekedar jumlah kehadiran.  Kesadaran kaum laki-laki bahwa mereka harus memberikan kepercayaan kepada istri untuk mengambil keputusan di saat gempa besar terjadi; evakuasi atau tidak (sesuai dengan perencanaan keluarga yang mereka buat) itu lebih besar nilainya dibandingkan hanya sekedar kehadiran. Kepahaman kaum perempuan bahwa mereka mempunyai kemampuan sendiri dalam mengatasi masa-masa sulit .. buat KOGAMI, itu jauh lebih penting!

Aku terusik dengan praktek-praktek kesataraan gender yang seolah-olah menempatkan perempuan sebagai kaum yang lemah, tak terdidik dan tak berdaya. Pendapat ekstrimku, sebagai perempuan kita PANTANG mengemis-ngemis untuk dilibatkan dalam sebuah aktifitas, PANTANG untuk dikasihani karena menganggap diri lemah.  Untuk apa minta jatah kalau TAK BERANI BERTANGGUNGJAWAB, kalau SELALU PUNYA ALASAN untuk TIDAK MENUNAIKAN AMANAH? Amanah itu tidak saja di pekerjaan tapi juga di rumah tangga. Sadarlah wahai kaumku!

Begitu juga dengan laki-laki yang memang adakalanya melecehkan perempuan, sadarlah bahwa kalian lahir dari rahim seorang Perempuan. Tanpa kelahiran, kalian takkan pernah ada!

Seandainya kaum muslimin dan muslimat mau lebih jauh mendalami pesan-pesan Sang Khalik melalui firman-firman-NYA dan mengambil contoh dari kehidupan Rasululllah, tentulah topik kesetaraan gender ini tak perlu muncul ke permukaan.

Dalam Alquran, semuanya diatur dengan indah, mulai dari hukum pernikahan, perceraian, pembagian harta waris, hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan. Lalu, kenapa harus jadi persoalan? Bagian mana yang kurang?

Bagian yang kurang adalah : keseriusan seorang manusia untuk mau menjadikan Al-Quran sebagai rujukan dan pedoman dalam setiap pengambilan keputusan.

Terakhir. Muslimah yang cerdas adalah muslimah yang bisa bersyukur atas kelebihannya dan menjadikan kekurangannya sebagai media untuk menghargai kelebihan orang lain. Itu saja! Sederhana, bukan?

 

Silakan renungkan aya-ayat Allah ini :

"Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain…” (Ali Imran 195)

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At Taubah 71)

 

Selanjutnya, pernahkah kamu tahu bahwa Rasulullah SAW berpesan  bahwa:

” Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” (HR. Bukhari)

“Tidaklah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana is mencintai dirinya sendiri.”  ( H.R Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i )

6 comments:

mona ^_^ said...

emang yang bertanya pengennya kesetaraan gender yang gimana sih?

patra rina said...

Apakabar adikku sayang?
Iya, uni juga ga tau tuh maunya yang nanya...
:)

yelli ordinary people said...

aneh2 aja ya un

mona ^_^ said...

Alhamdulillah kabar baik,uniii :-D

lagi dimana nih sekarang?

maimon herawati said...

Mnejawab pertanyaan yang menyebalkan...bisa bikin darah mendidih, hi hihi.
Sabar nyak Bu.

ibu nabila said...

Assalamualaikum wr.wb saya andy ingin berbagi cerita kepada anda bahwa dulunya saya ini cuma seorang pengamen jalanan yang pendapatannya tidak seberapa,buat makan saja nda cukup apalagi untuk beli obat buat ibu saya karna belakangan ini ibu saya lagi sakit sakitan jadi saya harus membantin tulang buat ibu saya dan adik saya karna bapak kami pergi meninggalkan kami entah kemana,,saya dapat nomor MBAH Darko dari teman saya..awalnya sih saya ragu tapi nda ada salahnya juga saya coba karna sudah banyak paranormal yang saya hubungi tapi tidak ada yang berhasil malahan cuma uang saya aja yang terkuras habis dan akhirnya saya menghubungi MBAH Darko dan mengikuti 4D nya yaitu 5713 dan alhamdulillah berhasil 085 394 591 995 .!!! Kini kehidupan kami sudah tidak seperti dulu lagi dan akhirnya saya juga sdh punya usaha sendiri dan bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HBG MBAH Darko nomor ritual MBAH Darko meman benar2 100tembus.