Brazil
Argentina
Final Piala Dunia seruuuuuuuu!!! Walau sebenarnya aku ga terlalu suka ama tim Azzuri yang terkenal ama keahlian "diving" and drama lainnya tapi akhirnya aku mihak mereka juga, abis siapa suruh ngalahin Brazil jagoanku? Anehnya, walau ngejagoin Brazil tapi aku suka ama Ballack, Ricardo, Buffon and Zidane juga. Boleh donk ngejagoin tim tapi boleh juga donk ngejagoin pemain yang handal. Lihat aja tuh Ricardo (kiper Portugal) klo lagi ngejaga daerah yang jadi authoritynya uih .. benar-benar pejuang tangguh! Buffon juga hebat walau mungkin ga sehebat Oliver Khan (Kiper Jerman, pemain terbaik piala Dunia 2002). Tentang Zidane? Kemampuan dia untuk jadi motivator pemain di lapangan emang diakui ... mmh.. walau akhirnya ada sedikit kesalahan yang bikin gelar Pemain terbaik 2006 punya noda yang harus dikenang. Entah apa yang terjadi, ketika dia "menyundul" dadanya Matterazzi. Yah, banyak sih yang bisa dipelajari dari lapangan bola.
Ketika pemain tim yang kita jagoin ditekel ama lawan, hati ini ga sengaja bilang "duh maennya kok kasar amat sih?" tapi waktu tim lawan yang kena, ga ada tuh hati berkata begitu, klo pun ada pasti dikit banget kadarnya. Nah lo kok bisa? Pasti donk naluri keberpihakan menuntun emosi kita untuk membela mereka. Aneh ya? padahal mereka ga kenal kita tuh. Dan lebih aneh dan lucu, dalam kehidupan sehari-hari, kita justru lupa untuk "berpihak" pada perasaan orang yang dekat dan menyayangi kita dengan tulus, ya ortu.. ya sodara atau sahabat-sahabat. Seringkali mereka jadi korban atas kejengkelan kita dan mereka ga pernah complain atawa ngasih "kartu merah" atas kelancangan kita tersebut. Karena memang mereka bukan "wasit" yang dibayar untuk itu, tapi mereka adalah orang-orang yang dianugerahi agar hidup kita menjadi lebih berarti.
Mereka juga ga pernah menempatkan kita di "kursi cadangan" karena memang ga ada satupunya orang yang bisa menggantikan tempat kita di hati mereka. Lalu? Kenapa ya kita masih lupa?
Piala Dunia udah berakhir, Gli Azzuri menang .. tapi ya sudah, hati kita senang dan mereka tetap tidak kenal kita. Mending sekarang, kita revisi lagi tuh piala yang ada di hati kita agar tetap mengkilat, karena piala di hati kita bukanlah piala bergilir, setiap orang yang mencintai dan kita cintai mendapat tempat istimewa di setiap bagiannya. Ya kan?
Terimakasih kepada papa, mama, teman-teman dinihariku .. especially to Allah yang selalu ngasih momen-momen indah di hidup ini... I will miss you, World Cup! Welcome to Afrika Selatan 2010! Good bye World Cup 2006 (10 Juli 2006, 4 am: 6-6 for Italia vs Perancis)