Wednesday, March 24, 2010

Pleaaaaseeeee deh!!! Jangan ngerasa jadi Tuhan donk!

Tiba-tiba obrolan Anton dan Budi mengusik ketenanganku. Anton masuk ke ruangan untuk memberikan undangan pernikahan kakaknya. Kabar yang membahagiakan sebenarnya. Tapi, serta-merta kebahagiaan itu sedikit terusik dengan pertanyaan Anton yang kurasa sangat tidak memperhatikan aspek sensitivitas antara manusia dan manusia yang dibekali akal dan perasaan. 

"Udah Bud?" Anton melayangkan pertanyaan, yang semua orang di ruangan tersebut tahu kemana arah pertanyaan tersebut.

Berusaha setenang mungkin, Budi menjawab "Apanya yang udah?"

Anton menyambar, "Masa udah beberapa bulan, masih belum juga? Si Wilson aja baru dua bulan yang lalu menikah, sekarang istrinya dah hamil. Ah lemah loe!"

Seketika kulihat wajah Budi berubah, sangat sendu.... tapi dia tidak membalas dan berpura-pura tidak mendengarkan. Belum lagi wajah Linda temanku lainnya yang sudah lebih satu tahun menikah dan telah mengusahakan segala cara untuk hamil. 

Dasar Anton tak berperasaan, dia tetap saja bercanda walaupun terdengar sangat garing, "Cepatlah.... Buktikanlah kejantanan kau tu"

Duh aku ga sanggup lagi untuk berdiam diri. Dua temanku terlihat sangat tersudut dengan pertanyaan yang kurasa sangat tidak sopan. Pertanyaan tersebut telah mencabik ruang batin mereka terdalam yang menyimpan harapan dan doa kepada Tuhan.

"Heh, kamu kalau mau nanya... tanya sama Tuhan! Jangan tanya sama mereka!" Kuhentikan canda Anton dengan serta merta. 

Anton terdiam

Kugunakan kesempatan ini untuk berbicara lebih tenang...

"Nton, ga ada seorangpun pasangan di dunia ini yang tidak menginginkan anak setelah mereka menikah. Tiap habis shalat mereka pasti berdoa untuk diberikan momongan. Setiap kali melihat bayi atau anak kecil, hati mereka pasti terus memohon diberi kesempatan itu. Jangan goyahkan keyakinan mereka akan kebijaksanaan Tuhan. Lebih baik kamu diam daripada harus membuat orang lain bersedih hati. Sangat yakinkah kamu suatu saat nanti kamu akan memiliki anak? Untuk memastikan bahwa kamu akan menikah di dunia ini saja kamu takkan mampu". Terasa menusuk kalimat-kalimat yang kulontarkan, tapi kurasa Anton dan orang-orang lain yang "over perhatian" seperti Anton harus disadarkan bahwa mereka dan kita semua adalah hamba Tuhan. 

Ikhtiar memang kewajiban setiap manusia tapi Tuhanlah Maha Penentu. Mengapa harus bertanya untuk hal-hal yang tidak mampu dijawab oleh manusia?


Pesan : Jika kita tidak pernah berkontribusi terhadap hidup seseorang, berarti kita tidak punya hak untuk mengatur hidup mereka! 


Catatan :

Semua nama yang terncantum adalah nama samaran