Friday, February 29, 2008

Aku yang tak biasa

Belakangan ini banyak sekali hal yang "nakal" dan doyan gangguin pikiranku secara bertubi-tubi. Aku sudah lama sekali menyetel tubuh ini untuk tidak menangis ketika ada masalah "JANGAN PERNAH MENANGIS KLO ADA MASALAH, GA AKAN SELESAI DENGAN TANGISAN!" Gitu selalu sugesti yang aku terapkan dan ternyata BERHASIL !
Sekarang aku malah kena batunya. Emang benar setiap ada masalah AKU GA BISA NANGIS SAMA SEKALI padahal dalam hati rasanya sesaaaaaaaaaaaak banget pengen dilepasin. Ih, sebel juga ga bisa nangis karena ada masalah.
Anehnya, aku gampang banget nangis ngelihat hal-hal yang emang "touching" bahkan jarang lo aku ga nangis nonton Three Wishes, Nannya 911 dan film-film yang emang nyentuh banget ke perasaan. Ngelihat ibu cium anaknya aja aku bisa netesin air mata. Tapi ketika diperlukan, air mata itu sama sekali ga bisa keluar. Huh.... !
Untung aja, aku masih bisa nulis dan beban itu bisa lepas setengahnya. Dan masih sangat bersyukur aku punya sahabat-sahabat setia yang ngerti aku banget. Walo kadang ga sepenuhnya bisa menghibur karena "ada seorang sohib yang suka sama kisahnya ma aku" ... jadi semuanya sama, dari mellow, pinky-pinky ampe patah hati, hahaha.....
Aku memang tak biasa. Begitu kata teman-temanku. Bisa cepat melupakan masalah dan kembali ceria. Hihi mereka ga tau aja dalam hati seperti apa but that's a compliment for me. Thank you, sobat!
Makasih untuk True Friend ku yang selalu bisa bikin aku bersinar lagi.... You are the best!

Saturday, February 16, 2008

Kenapa harus malu?

Mungkin teman-temanku akan sangat setuju ngejulukin aku manusia paling cuek sedunia .. (Peace......... !), soalnya aku malas banget mikir ruwet-ruwet tentang masalah remeh temeh.
Pernah ngalamin sol sepatu copot ga ? Di tengah kerumunan pesta pula? Aku pernah tuh dan ga shock, engga malu juga.
Kenapa harus malu?
Sepatu itu sepatuku kok! Klo copot pada saat itu, ya emang udah saatnya harus copot...  ya kan? Nah, giliran hari itu aku yang kepilih buat ngalamin itu.
Gitu juga ketika mau berfoto di keramaian.. ada temanku yang ga mau, malu katanya dilihat orang. Aneh hehehe.. kamera sendiri ...  kok mesti malu?
Klo nyolong atau bohong .. itu baru harus malu. Tul ga ?
Enjoy aja deh, hidup ini singkat .. masa mau menderita untuk hal-hal kecil. Semangaaaaaaaaaaat!!! Aku suka banget ma iklan mentos yang mendidik (sst... bukan mau jualan lo..)

Wednesday, February 13, 2008

Nostalgia Edelweiss

Sabtu, 10 Februari 2008 pk. 16.00

HP ku berdering, tertera nama Anos di situ.  Aih senangnya! Anos bilang kalau Anda (Iskandar) salah seorang teman seangkatan kami juga sedang berada di Padang bersama keluarganya (istrinya Ana dan putrinya Yasmine). Entah kenapa, walaupun udah sepuluh tahun kami berpisah setelah menamatkan kuliah, atmosfir “perkuliahan” itu tetap ada.
Kalau orang lain akan bilang masa-masa SMA adalah masa paling indah, seperti lagunya Paramitha Rusadi “Nostalgia SMA kita.... masa-masa remaja ceria.. masa paling indah...”. Hmm... buatku masa kuliah lebih indah. Kami disatukan dengan adanya OPSPEK yang mengesalkan, menggelikan sekaligus mengharukan. Kata senior-seniorku dulu, karena kuliah di Biologi dituntut untuk berada banyak di lapangan, maka kami harus ditempa sedemikian rupa agar tidak lemah dan tidak mudah dilemahkan.  Hingga akhirnya kami menikmati OPSPEK tidak lagi sebagai bentuk perpeloncoan tapi sebagai piknik akhir minggu. Enam bulan lamanya dalam hardikan kasih sayang senior telah menumbuhkan rasa kebersamaan dan persahabatan yang dalam di antara kami.
Lagu YANG TERLUPAKAN – Iwan Fals dan bunga EDELWEISS menjadi lambang kasih sayang di antara kami (Duh, jadi kangen deh ama semua Edelweis... how are you doing now?).
Sehingga ada semacam kalimat “kutukan” bahwa “TAKKAN ADA SATUPUN ANGGOTA EDELWEISS YANG AKAN BERTAHAN KALAU JADIAN, KARENA KITA SEMUA ADALAH SAUDARA!”
Wallaahu a’lam kenyataannya memang seperti itu. Beberapa orang teman-teman yang mencoba untuk menjalani kisah kasih harus pasrah ketika “kutukan” itu menjadi kenyataan. Alhasil, memang tak ada seorangpun berhasil menuju pelaminan hingga rasa persaudaraan itu kian kental. Silaturahmi tetap bisa dibangun dengan baik walaupun ada sejumlah teman berjudul “mantan” dari yang lainnya. Enam tahun ditempa oleh terasingnya kampus dari hiruk pikuk dunia dan “ranjau-ranjau” rimba belantara telah membuat kami DEWASA baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam kesempatan reuni, nostalgia kisah kasih tersebut jadi bahan pemeriah suasana, ledek-ledekan pun tak terhindari lagi (jadi kangen banget nih... ).
Kalau orang lain masih bisa mengatakan “Aku ga suka makanan ini, ga enak”, kami bahkan telah menjudge bahwa semua makanan itu enak (selagi masih halal). Karena sering menjelajah hutan menghantar kami pada rasa syukur tak terperi dengan semua pemberian Sang Khalik, karena tak jarang kami makan “makanan basi”.
Sebagai Biologist, Kuliah Lapangan adalah salah satu pendukung perkuliahan karena kami harus mengenali hewan, tumbuhan, pengklasifikasian, cara hidup, pertumbuhan dan perkembangannya dan itu hanya bisa dilakukan dengan melihat langsung ke habitat mereka. Hal itu menyebabkan kami harus menjadi petualang dan penjelajah rimba raya ssttt... dengan dibekali ilmu jelajah hutan seadanya menyebabkan insting kami terlatih sedemikian rupa, Alhamdulillah. Alat bantu yang biasanya kami bawa hanyalah parang dan tali temali. Jika terpisah jauh, kami tinggal berteriak sekencang-kencangnya melalui suara perut “Oooooouuuuu.....p!” sebagai tanda minta ditunggu. Komunikasi yang terasa sangat indah di saat hanya Allah dan teman seperjalanan yang bisa diandalkan.
Kembali ke masalah makan. Tak jarang kami harus pergi ke rimba-rimba di Kabupaten lain seperti Pasaman, Padang Pariaman, dan sebagainya sehingga untuk logistik diadakan pembagian tugas. Sebelum berangkat, ada beberapa orang yang ditugaskan untuk memasak lauk pauk sebagai bekal. Kadang kala pengemasannya terburu-buru dan ketika perut sedang lapar-laparnya bau bekal tersebut menyeruak dan mematikan selera dalam sekejap tapi sekali lagi, mau cari makan kemana ? Maka, makanan “basi” tersebut telah ikut membantu meningkatkan kekebalan tubuh para Edelweiss (maksa sekali ngeles nya). Atau tak jarang, di tengah penjelajahan turun hujan deras. Lauk yang tadinya menggiurkan seperti “Nasi Dendeng Balado” jadi nasi putih berkuah hujan dan daging lunak yang pucat.
Sekali lagi, dalam langkah kebersamaan, semua itu terasa enak, enak dan enak. No complaining about food!
Sekarang, walaupun sudah saling berjauhan, kami masih bisa tetap bertemu muka dengan adanya email angkatan dan blog angkatan http://bio91.multiply.com (jadi klo mo lihat Patra yang masih culun, boleh kok berkunjung ke sini). Setiap membuka halaman ini, sejuta kenangan masa-masa indah di perkuliahan akan menyeruak, menghadirkan getir, senyum dan tawa (I still have you in my heart, friends).
Aku sangat bersyukur dikaruniai teman-teman yang baik hati. Kami tak pernah merasa dibatasi oleh jabatan, pangkat, gelar atau apapun asesories dunia lainnya. Persahabatan yang terjalin hanyalah karena ingin bahagia bersama karena kita sama! Sama-sama hamba Allah. Jadi, ga akan ada yang alergi klo diajakin reunian, malah jadi kebutuhan mutlak! Makasih ya Rabb...
Seperti malam itu, ketika Anda dan Anos bertanya, “Udah berencana menikah, Pat?”. Terang donk jawabku, “Udah, insya Allah di bulan Juni tahun ini” sesuai dengan resolusi 2008 yang kubuat (teteeeep......!). Dan.... mereka memang bukan orang kebanyakan, mereka adalah orang-orang spesial yang menjadikan aku istimewa seperti sekarang ini. Kata-kata yang keluar dari lisan merekapun mengandung kebijaksanaan yang membuatku semakin berterimakasih dengan kehadiran mereka.
Anda melanjutkan kisahnya menemukan pendamping yang  tidak semudah berteori, Anos pun sama dan akhirnya mereka mengatakan, “Percayalah Pat, jodoh itu bukan kita yang mengatur. Segimanapun kita menjalin sebuah hubungan tapi kalau bukan itu jodoh kita tetap aja ga akan jadi. Suatu saat akan ada “klik” di hati yang membuat kita berani membuat keputusan untuk menikah. Itulah jodoh kita.” Jadi terharu.... 
Makasih sobat, nasehatmu sangat menyejukkan hati di saat pertanyaan-pertanyaan lain mengacaukan perasaan. You are really my best friends. Semoga kita dipertemukan lagi di surga Allah, bahagia dunia dan akhirat. Amin.

Polygami Sakinah

Ini bukan mau ikut-ikutan cerita tentang polygami atau berteori tentang polygami. Aku selalu berharap kepada Allah agar dijauhkan dari ujian hati yang satu ini. Bukan berarti juga aku anti polygami tapi aku sadar kalau aku belum bisa mencapai tingkat keimanan seperti isteri-isteri Rasulullah. Bahkan, Siti Aisyahpun tak bisa menyembunyikan kecemburuannya kepada Bunda Khadijah yang tak pernah ditemuinya.
Namun ternyata Polygami sakinah itu memang ada, benar-benar nyata! Tentu saja terlepas dari kecemburuan-kecemburuan atau konflik yang hanya mereka saja yang tahu (manusiawi sih...).
Ceritanya, aku dan tiga sobatku : Evonk, Ceceu dan Umaya berkunjung ke rumah Mas KR dua minggu yang lalu, tepatnya ke rumah Mas KR dengan istri keduanya Mba NN. Itu kali pertama kami berkunjung setelah kira-kira tiga tahun yang lalu mas KR menikah lagi.
Berselang  15 menit setelah kedatangan kami, mba T sang istri pertama menyusul dengan enam orang anak. Hebring! Tak terlihat wajah kesal atau jenis ketaknyamanan lainnya.
Oh ya, mba NN tengah hamil anak kedua setelah sebelumnya melahirkan anak pertama hampir berbarengan dengan mba T yang melahirkan anak keenam. Bahkan dari cerita mas KR, mereka bergantian menjaga! Ketika Mba NN harus dioperasi caesar, mba T dengan sabar nungguin mba NN dan belum cukup satu bulan jaraknya, giliran mba NN yang nungguin mba T yang juga harus dioperasi caesar. Cerita mas KR pun diamini oleh mba NN dan Mba T ditingkahi dengan canda-canda yang hangat.
Mas KR terlihat sangat arif di antara kedua istri dan anak-anaknya. Panggilan “Cinta” tiap sebentar mengalir dari wajahnya yang tirus namun tegas. Kharisma kepemimpinannya telah menggiring kedua istrinya untuk ikhlas menjalani takdir yang telah diperuntukkan Allah bagi mereka. Ah.... aku rasa aku takkan pernah sanggup ya Rabb...
Lalu, mereka sudah disibukkan oleh anak-anak yang berseliweran. Terlihat betapa begitu bahagia dan tulusnya mereka mengasuh putra-putri yang berjumlah total tujuh orang itu tanpa sedikitpun terlihat pilih kasih. Anak-anak itupun patuh kepada dua orang Ibu mereka dengan kadar yang sama. Ah, aku hanya bisa menikmati pemandangan itu dengan kalimat tahmid, ku rasa teman-temanku juga begitu.
Beranjak dari rumah mas KR, di dalam taxi tak henti-henti kata Subhanallaah meluncur dari bibir kami berempat. Ternyata ada ya Polygami sakinah ? Tak disadari, kami berebutan memberi pujian untuk mas KR dan keluarga besarnya. Benar-benar calon penghuni syurga! Mereka mampu menyingkirkan keegoisan atas rasa ingin memiliki yang sesungguhnya tak pernah ada di dunia ini.
Lagi-lagi...  aku berharap ujian itu tak menghampiri hidupku walau aku telah melihat contoh Polygami sakinah. Ampuni aku ya Rabbi...  aku benar-benar belum sanggup seperti mereka...
Catatan :
Anda salah besar kalau membayangkan mba NN lebih cantik dan lebih muda dibanding mba T. Yang artinya mas KR menikah tidak karena “kecantikan” atau “kemudaan” mba NN. Biarlah hanya mereka yang tahu alasan dan tujuannya.

Monday, February 11, 2008

Tiga Tayangan Pelembut Hati (nonton deh...)

Aku termasuk yang jarang nonton TV, tapi tiga tayangan berikut ini sebisanya ga terlewatkan (eit ini bukan promosi siaran TV lo ya.... ) karena aku anggap sangat bermutu, bisa melembutkan hati. Aku yang pantang menitikkan air mata tak kuasa untuk menahan buliran itu jatuh. Banyak episode yang menyentuh relung hati terdalam sih..
  1. OPRAH SHOW di Metro TV tiap pagi terutama Jumat-Minggu pk. 10.00. Oprah sekaligus yang menginspirasiku untuk menjadi LEBIH BERARTI bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan
  2. THREE WISHES, tetap di Metro TV tiap Sabtu pk. 20.00 tentang usaha orang-orang yang peduli untuk mewujudkan impian orang lain. Sering banget bikin aku nangis huhuhu... Betapa ternyata melihat binar mata kebahagiaan orang lain di saat impiannya terkabul sangat menyesakkan dada "ingin sekali bisa seperti mereka..."
  3. NANNY 911, masih aja di Metro TV tiap Sabtu pk. 16.00, tentang Nanny yang punya misi memperbaiki keutuhan keluarga baik komunikasi suami istri maupun permasalahan anak-anak... juga sering bikin aku menitikkan air mata
Ga rugi deh klo nonton

Bertemu mantan ?

Pada pernah ga sih bertemu sama mantan kekasih? Trus gimana perasaannya ? Apa hubungan silaturahmi tetap bisa dijaga dengan baik? Atau malah jadi berantakan ? Sharing yuuuuk....
Aku mau cerita ini hanya untuk berbagi ibrah ma teman-teman karena buat aku masa lalu ga harus dihapus pun tak harus membayang-bayangi kehidupan masa sekarang.
Takkan pernah ada KITA yang sekarang ini tanpa melewati perjuangan -apapun bentuknya- di masa lalu. Menyakitkan atau membahagiakan, masa lalu lah yang membuat kita bisa menjadi pribadi KOKOH seperti sekarang ini (insya Allah....).
Minggu kemaren aku bertemu dengan dia –seseorang yang berarti  di kehidupanku,  terutama di masa-masa SMA.
Catatan : aku tidak mau memakai istilah PERNAH BERARTI, karena setiap orang yang pernah hadir di hidupku, buatku selalu akan punya arti dengan porsinya masing-masing
Aku ga akan membuka lembaran itu! Biarlah tetap tersimpan rapi di salah satu sudut memori. Hanya tak pernah terbayangkan hubungan silaturahmi ini bisa kami jaga dengan baik dalam bingkai persahabatan yang indah, yang tanpa lagi melibatkan perasaan “itu”. Hubungan yang saling menghargai dan saling mendukung untuk kebaikan masing-masing. Lima belas tahun! Cukup lama bukan ? Bahkan aku dan istrinya (yang juga teman SMA ku) juga bisa ngobrol dengan leluasa tanpa diganggu oleh kecurigaan.  Alhamdulillaah...
Dalam hati terpatri bahwa aku harus memahami bahwa setiap orang punya masa lalu. Maka aku akan sangat menghargai jika suamiku nanti juga ingin menjaga silaturahmi dengan orang-orang yang pernah berarti dalam hidupnya. Selayaknya aku bersyukur karena mereka ikut berperan untuk menjadikan suamiku seperti harapanku (hehehe aku yang ngotot pengen nikah tahun ini. Amin). 
“Siapapun orang yang hadir di masa lalumu, baik atau jahat, dia ikut berperan menjadikanmu seperti sekarang ini” (sms yang aku dapat dari seorang sahabat sehingga aku bisa menghargai setiap episode hidup yang aku lalui, terimakasih).

Terimakasih buat dia yang telah mampu menempatkan silaturahmi ini dalam wadah yang tepat.
Terimakasih juga buat istrinya yang mengerti bahwa aku dan dia tetap ingin bersahabat.           
Terimakasih buat diriku sendiri yang mampu menjaga murninya persahabatan di jalan yang diridhai Allah.
Terimakasih buat dia yang sekarang membuat hari-hariku selalu indah.... ehem...
Terimakasih buat teman-teman yang selalu menjaga langkahku... You are the best!

Friday, February 8, 2008

Melukis Cinta

Telah kulukis mentari di balik gemawan mendung
Sejumput jingga menjari menyentuh butir-butir embun
Kubiarkan hati menari-nari di tengahnya
Beragam rasa mampir meliuk-liuk kadang tak terkendali
Terkungkung harapankah hingga air mata kadang ikut mengawang?
Mengendap di gelap malam tersuruk mengadukan asa
Cinta ya Rabbi
Cinta yang ingin kukumandangkan melalui cakrawala
Cinta yang tak berbatas siang dan malam
Cinta yang takkan membuat-Mu cemburu
Cinta yang jadi pesona dunia lambang sempurna penciptaan
Lengkung mentari  masih menggantung
Harap mendung tersaput sibakkan gemintang
Aku jatuh cinta ya Rabbi
tuk ke sekian kali
Biarkan doa semakin terpuruk di lorong sajadah
Bersama kehadiran malaikat di temaram malam
menunggu janji setia sepasang insan
Hingga selukis lengkung mentari di wajah ini
Kau izinkan membuka pintu syurga


                                                                  Ba'da Subuh, 9 Februari 2008


Friday, February 1, 2008

Dari Ruang Tunggu Kedubes Amerika

Senin tanggal 28 Januari 2008, ruang tunggu kedubes Amerika di Jakarta sangat full. Hmmm...  siapa bilang Indonesia miskin ? Jumlah orang-orang yang akan mengadakan perjalanan ke Amerika aja sebanyak ini. Ga hanya untuk perjalanan dinas tapi juga buat liburan pribadi. Ah, naif juga kalau aku berpikiran seperti itu karena pasti mereka adalah orang-orang yang bisa digolongkan kaya.
Di antara orang-orang tersebut, aku pasti terlihat menyolok karena aku satu-satunya yang mengenakan jilbab pada saat itu. Degup jantungku berdetak kencang ketika satu per satu wajah mendung melintas karena permohonan visa mereka ditolak, bahkan ada yang ngedumel dan mengeluarkan sumpah serapah.
Lalu, telingaku menangkap obrolan sekelompok ibu-ibu di belakangku.
"Ini kali kedua aku apply visa lo, dulu aku pernah ditolak." kata seorang ibu
"Aku juga", sahut yang satunya
"Makanya kali ini aku lepas kerudung karena kata orang kalau pakai kerudung sulit dikabulkan visanya." kata yang lainnya lagi.
"Apalagi kalau kerudung panjang dan tertutup rapat begitu." Duh, entah kepada siapa kalimat ini ditujukan tapi dadaku sempat bergejolak. Ada rasa marah. Bukan karena aku merasa dijadikan objek obrolan tapi alangkah mudahnya dia mempermainkan aqidah. Segitu pentingnyakah ke Amerika sehingga kerudung harus dilepas? Lalu, apakah sebesar itu juga ketakutannya ketika nanti Allah tidak mengabulkan permohonan untuk memasuki syurga-Nya?
Ternyata, obrolan itu memang ditujukan untukku. Sebelum sampai giliranku, aku pengen ke toilet dan aku ga nyangka kalau dua orang dari kelompok ibu-ibu itu berpapasan dan bertanya kepadaku, "Mba, ga takut visanya ga diapprove karena pakai jilbab?"
Aku berusaha untuk menenangkan diri (walau ada dongkol sedikit), "Engga bu, karena saya sudah pernah ke Amerika dan tidak menemui kesulitan sama sekali. Kalau Allah mengizinkan, saya pasti bisa berangkat." Hanya itu yang bisa aku ucapkan.
Allah Memang Maha Bijaksana, ibu yang bilang "buka kerudung" itu ternyata tidak bisa mendapatkan visa, sementara aku bisa mendapatkan visa dalam waktu tidak lebih dari dua menit. Aku hanya tersenyum karena rasa syukur yang membuncah. Tentu saja di sini aku bicara tentang profesionalisme kedubes Amerika yang ternyata tidak benar kalau ada diskriminasi muslim atau non muslim. Kalau alasan ke Amriknya jelas, insya Allah ga ada hambatan.
Terimakasih Allah... Engkau selalu ada bersamaku...
Aku tak pernah takut apapun, hanya satu yang aku takutkan... jika AKU TIDAK BISA MENEMUI ALLAH DALAM KEADAAN TERBAIK.