Thursday, October 25, 2007

Hmm.. siapa ya?

Hahaha... geli banget! Tau tuh, sekarang tiap ditanya, "Kapan nikah nih?" Aku selalu tertawa. Kemana hilangnya rasa yang dulu pernah ada ya ? -rasa mangkel ketika pertanyaan ga bermutu ini terus-terusan dilontarkan (sstt... setelah berikhtiar, ini kan cuma jadi rahasia Allah)
Gimana ga geli coba? Sebenarnya buat aku nikah itu sama pentingnya ma urusan lain. Jadi aneh aja klo orang slalu menganggap puncak sukses kehidupan itu sebatas pernikahan.
Lagian sekarang KONSEP BERUMAH TANGGA telah mengalami pergeseran, maka aku akan bersabar menunggu orang yang se-konsep denganku, yang memahami dan meneladani KONSEP BERUMAH TANGGA ALA RASULULLAH, bukan ala budaya atau adat istiadat apalagi budaya yang diciptakan sendiri. Amin
Pernikahan hanyalah untuk MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP dan KUALITAS KEIMANAN!
Hmm... siapa ya? Yang bisa bikin aku makin cerdas, makin berkualitas dan yang paling penting MAKIN MENCINTAI ALLAH dan makin membuatku bersyukur atas KEHIDUPAN YANG SERBA INDAH ini....

Wednesday, October 17, 2007

"Jangan wanita deh...!" (buat yang menuntut kesetaraan gender)

Ketika mendampingi tim peneliti Jepang ke Bengkulu, akulah satu-satunya wanita anggota tim. Buat aku sih asik-asik aja karena dari remaja aku udah sangat dipercaya oleh orang tuaku untuk melakukan kegiatan apapun asalkan positif. Mereka sangat percaya karena aku pun mampu menjaga kepercayaan mereka. Buatku, setiap "momen" bisa menghasilkan sejuta ilmu
Di tengah perjalanan,  bapak-bapak yang berasal dari sebuah universitas terkemuka di Sumatera Barat masuk pada sebuah percakapan, kira-kira begini :
H : "Kita harus menyiapkan kader nih agar Indonesia juga punya ahli Tsunami seperti Jepang. Nanti kita buat MoU dengan Universitas Tohuku."
F : "Iya, saya setuju. Siapa ya kira-kira ?"
M : "Gimana klo si R?'
H : "Wah jangan, dia terlalu lamban, malu kita sama Jepang nanti"
Mereka silih berganti mengkaji satu persatu calon yang diajukan, tapi masih saja belum memenuhi kriteria yang diinginkan. Akhirnya aku ikut bersuara karena salah satu tamatan Universitas tersebut menjadi relawan di LSM yang aku pimpin dan aku tahu sekali kemampuannya.
Aku : "Bagaimana klo si Mimi aja Pak?" (bukan nama sebenarnya)
serentak mereka menjawab (tiga orang bapak-bapak)
"Sedapatnya jangan wanita deh... " Gitu kira-kira koor mereka.
H : "Bukannya mau mengangkat isu gender Pat, tapi memang wanita itu banyak susahnya. Nanti diminta ngerjain ini itu pasti banyak aja alasannya, yang ga dibolehin suamilah, yang harus ngurusin anaklah, yang mau ke rumah mertua lah... Jarang sekali menemukan wanita yang berdedikasi pada tugasnya"
F : "Iya, istri saya aja contohnya. Walaupun saya sangat mendukung aktifitas dia tapi dianya yang engga mau, katanya ga tega ninggalin anak"
H : "Istri saya juga begitu, padahal dulu yang saya kagumi dari dia adalah kegesitan dan kreatifitasnya, dia aktifis tapi sekarang dia berubah menjadi orang rumahan"
Nah lo, tanpa diminta bapak-bapak tersebut curhat tentang istri-istri mereka. Mungkin mereka tahu klo aku bakal menyela "Emang bapak ngizinin istri bapak aktif di luar rumah?" tapi urung karena tanpa ditanya mereka udah menjelaskan.
Intinya buat aku adalah aku sama sekali tidak akan memihak kaumku yang masih berjuang untuk mendapatkan KESETARAAN GENDER. Apa sih sebenarnya yang dituntut? Nyata-nyata kita sama laki-laki itu berbeda! Yakin deh, kalau kita kaum wanita bisa mempunyai dedikasi yang tinggi tanpa harus menjadikan keluarga sebagai alasan untuk bersembunyi dari tanggungjawab yang diemban, aku yakin bahwa KESEMPATAN ITU BANYAK! Ga usah dicari! Orang-orang pasti akan menyerahkan amanah itu kepada kita tanpa ragu. Namun sekali lagi, MAMPUKAH KITA ?
Ah, sepertinya tidak.. karena fitrah dan kodrat yang berbeda. Mau menstruasi aja wanita bisa uring-uringan dan tidak produktif. Sederhananya aku mau bilang "Ya sudahlah.... wanita dan laki-laki itu sudah ada porsinya masing-masing". Banyak kok wanita yang sukses karena mampu menunjukkan potensi dirinya, bermanfaat untuk keluarga dan berdaya guna untuk masyarakat. Tentu saja indikator keberhasilannya adalah tidak ada hak-hak orang lain yang terabaikan, baik itu keluarga, teman-teman di tempat kerja ataupun lingkungan sosial lainnya.
SANGGUP? Buktikan saja !
Tapi kalau ga sanggup, jadi ibu rumah tangga tulen lebih istimewa lho jika dijalankan dengan ikhlas.

Wednesday, October 10, 2007

Maafin aku ya ....

Teman-teman semua, please maafin aku ya.. Barangkali ada canda ato comment-comment yang ga berkenan di hati. Beginilah aku, masih manusia biasa yang bisa berbuat kesalahan kapan saja.
SELAMAT IDUL FITRI
MOGA KITA MASIH PUNYA KESEMPATAN
BERTEMU LAGI DI RAMADHAN YANG AKAN DATANG
Semoga silaturahmi yang telah terjalin akan semakin terbuhul dengan kuat, walaupun kita tak pernah bertemu di dunia nyata, cukuplah ikatan hati untuk saling mengisi dan menasehati dalam kebenaran.
I LOVE YOU, ALL

Friday, October 5, 2007

Cemburu ama Jepang

Hari ini kantorku http://kogami.or.id kedatangan tamu dari Japan Society of Civil Engineering. Mereka mau ngadain asesmen kerusakan gempa 12 september kemaren. Ya udah, ganti-gantian deh ngasih presentasi. Tentu saja, aku kebagian mempresentasikan kerjaan KOGAMI dalam kaitannya ama edukasi masyarakat dan memfasilitasi pemerintah dalam mempersiapkan sistem penanggulangan bencana.
Nah, ketika Jepang yang presentasi, Subhanallaah aku ngaku klo aku cemburu berat ama Jepang! Emang mereka unggul banget dari segi teknologi. Mereka bisa kasih warning Tsunami hanya dalam waktu satu menit setelah gempa. Penelitian intensif mereka terhadap skenario kejadian Tsunami juga udah banyak banget.
Wajar aja klo aku benar-benar ingin "otak" nya Jepang dipindahin ke Indonesia. Mereka emang cepat dalam segala hal yang berkaitan sama ilmu. Sementara di Indonesia sendiri, perkembangan ilmu masih terkendala oleh keterbatasan dana, masalah klasik yang selalu diangkat. Nah lo, pintarnya masih jauuuuuh....trus, kekayaan alam Indonesia juga belum bisa diandalkan. Kenapa Amerika bisa ya? padahal Amerika kan lebih gede dibanding Indonesia? Apa yang salah? Kayaknya sih KEJUJURAN yang jadi masalah crucial. Ayo kita benahi! Mulai jujur dari diri sendiri.

Tuesday, October 2, 2007

yang buatku "sempurna"

Bukannya lagi mau euforia kebawa syahdu nya lirik lagu Andra and the Backbone "Yang Sempurna" makanya aku ikut-ikutan nulis topik yang sama.
Ga akan cukup kata yang dirangkai untuk dia yang telah buatku merasa begitu sempurna, yang buatku tak berhenti bersyukur atas "kesempurnaan" yang telah diberikan Sang Pencipta. Hingga buatku, dia begitu sempurna atas pandangan terbatas seorang manusia yang takkan pernah sempurna.
Maha Sempurna Engkau ya Allah walau Kau tak menitipkan bingkisan itu untukku.