Tuesday, January 30, 2007

Hilang





 
Jam udah nunjukin pk. 1:23 am on Monday dawn. Mata susah terpejam, makanya mendingan aku nulis. Kemaren, aku, Tony and David janjian mau lihat Tabuik, traditional culture from Padang Pariaman. Sesuai rencana, pk.2 kami bertiga berangkat dari kota Padang menuju Padang Pariaman. Fadhly dan Mega udah nunggu di sana. Tapi aku cerita dikit tentang Hoyak Tabuik, ok? Hoyak tabuik adalah agenda pariwisata rutin Kabupaten Padang Pariaman, melambangkan peperangan Husein cucu Rasulullah (takut salah nulis, ntar aku cari referensinya dulu ya... ?). Tabuik sebagai setelah “dihoyak” (digotong dari dua kampung berbeda), dibawa ke pinggir pantai kemudian dibuang ke laut sebagai simbol bahwa takkan ada lagi peperangan. Gitulah singkat cerita.
Lanjutin cerita yang tadi ya? Abis ketemuan, Fadhly ngajakin lunch yang already late dansebenarnya but ga ada istilah late for having meal, rite? Tony dan David belum sempat makan siang, sementara yang lain ikut nemanin aja, termasuk aku hehehe… boong ding, aku juga lapar banget! Di tengah perjalanan ketemu Ane. Jadi aja makin rame, mana makanannya enak pula lagi. Hiks, ga boleh ditulis di sini sebenarnya… ntar dikira mengeluh tapi ini mah kenyataan, aku pengen banget makan goreng cumi tapi dah habis. Anyway, thx for treating us, Fad! Katanya sih buat syukuran Ultahnya yang dipercepat dua hari (I cant accept it actually, ssst… biar ada alasan buat ditraktir lagi).
Abis makan, taking pictures dulu di sekitar pantai trus nyariin tabuik, pengen ngelihat tabuik diusung menuju pantai. Pas dicariin ternyata, tabuik udah ga berada di tempat semula (lapangan dekat kantor bupati). Kata orang-orang tabuiknya udah nyampai pantai. Karena emang udah niat buat nunjukin culture to Tony dan David yang datang dari San Fransisco sana, dengan semangat kami semua searching dan benar tabuiknya udah berdiri megah di pinggir pantai, siap untuk dibuang. Duh, yang namanya manusia banyak banget even we don’t have space to walk. Mungkin ada 100 ribu orang tumpah ruah pengen lihat the end of tabuik.

 

Setelah sampai di pantai, kami baru sadar klo ternyata David was not with us. Tony bilang dia ngelihat David chosed the opposite way and get lost. Sementara itu tabuik udah dibuang ke laut dan kami semua emang udah ga mood buat ngelihat.
Setelah tukeran nomor hp, pencarian Davidpun mulai dilakukan (lucu aja ngebayangin susun rencana to find David, kayak petualangan Sherina) tapi belum lagi niat terlaksana, hujan turun dengan derasnya. Wah, harus segera nyari tempat berteduh buat nyelamatin kamera. Intermezonya Fadhly : “Klo sakit, biaya berobatnya murah tapi klo kamera rusak lebih gede biayanya” hahaha… setuju.. setuju.. sementara masih banyak moment indah yang akan diabadikan insya Allah…
Untung banyak tenda tempat jual makanan dan semua orang reflek nyari tempat berlindung paling aman. Ingin tetap ngelanjutin nyari David tapi harus ngamanin kamera dan handphone dulu. Udah deh, aku nyariin plastik dan nemu di tukang sate. Dasar tulalit, aku ga bawa uang karena dititipin ke Ane. Terpaksa deh ngutang dulu hiiii… bentaaar aja ya da!
Abis bayar, kami semua mencar buat nyari dan sepakat ngumpul kembali di depan menara mesjid dalam waktu 45 menit atau siapapun yang nemukan duluan harus nelfon yang lainnya. Alhamdulillaah… setelah mutar-mutar, akhirnya Fadhly menemukan David di tempat parkir as we thought. Aku, Mega dan Tony segera nyusul ke sana dan David dengan santai bercerita klo dia ga tersesat. Dia sengaja milih jalan lain agar bisa memvideokan momen tabuik dibuang ke laut… hahaha lucu aja, dia yang disangka hilang ternyata ga merasa hilang dan terlihat sangat bahagia. Dan dia satu-satunya yang melihat moment tabuik dilempar ke laut.
Emang sih logikanya siapapun yang get lost somewhere jika perginya pake mobil pribadi pasti mikir untuk kembali ke tempat parkir. However, nyari David hujan-hujanan tanpa mentingin kesenangan pribadi menjadi catatan indah untuk sebuah persahabatan. Kita bisa dengan mudah melupakan kenangan yang membahagiakan tapi akan mengenang lama momen yang penuh tantangan. So, we won’t forget this moment ever, will we ?????
Tony and David, we are still waiting for you anytime to make another crazy things. Please come again.
Happy Birthday to Fadhly, thanks for treating us lunch and dinner ...

Di lain story, aku akan cerita banyak tentang david dan tony....

Tuesday, January 23, 2007

Another Gift for my birthday

Subhaanallaah hadiah di hari perenunganku tahun ini begitu banyak dari Allah. LSM yang kupimpin berada dalam keadaan kondusif dan beberapa hal baru telah dihasilkan dalam dua bulan masa kepemimpinanku. Mudah-mudahan aku tetap istiqomah dalam tuntunan Allah. Papa mamaku memberikan kepercayaan yang tinggi atas semua aktifitas yang aku lakukan dan begitu sabar menungguku kalau ternyata aku harus malam sampai di rumah. Ucapan selamat milad dari Ul my beloved sister, Lala saudara iparku, begitu juga dengan sobat-sobatku terasa sampai ke hati karena disampaikan dengan begitu tulus. Didi, Ika, Eva, Popon, Leli.. sahabat-sahabat setiaku dari dunia kerja dulunya yang slalu keep in touch dan pada saat ini makin kusadari tanpa dukungan mereka tak mungkin aku menjadi aku yang sekarang, Faisal dan Andang, temanku yang menjengkelkan tapi sekaligus setia dan rajin menanyakan keadaanku, Desi dan Maya adik-adikku seperjuangan dalam dakwah, Juno adik dari dunia maya yang kukenal sejak tujuh tahun lalu dan baru dua kali ku jumpa dengannya, Renee dan Danniel, adik yang kukenal lewat sebuah situs group band terkenal dan , Okta sahabatku semenjak SMA dan teman-teman kogami yang membuat duniaku terasa semakin hidup, semuanya memberikan ucapan dan menguntai harapan yang baik untuk masa depanku. B'Satriyo yang telah mengajariku banyak hal tentang menata niat dan manajemen diri lainnya, serta Etek dan sista yang dalam waktu dua bulan ini menjadi sumber energi baru dalam hidupku.
Dan satu hal yang paling special, brothersku Tony dan David dikirim Allah untuk melengkapi kebahagiaanku. Tadi pagi aku dapat email singkat dari Tony 

                        - Patra
                        Hi hi hi
                        Can you feel the magic?
                        I have birthday present for you
                        Can you pick it up in Bt. Arau at 5 pm ?

I was wondering what kind of present it was. I am quite smart to find the answer, yes.. I know the present must be Tony and David, two bestfriends. I was not patient to wait for 5 pm as tony mentioned. Thanks Allah! They are in Padang right now, in front of me… What a wonderful gift from You, Rabb! I am so grateful.
Ga peduli orang mau bilang apa. Aku merasa sangat comfortable berteman dengan mereka. Mereka yang rajin mengingatkan aku untuk shalat, mereka yang sangat menjaga kemuslimahanku termasuk hijab sebatas pengertian yang mereka punya, mereka yang tak pernah menghitung pulsa di saat menelfonku dari San Fransisco sana, mereka yang memberikan perhatian tulus tanpa ada something behind, mereka yang datang ke Padang hanya untuk melepas kerinduan dengan teman-teman yang mereka kenal dalam waktu singkat, mereka yang tak pernah mengeluh di saat dimintai pertolongan…yang mampu membuatku tertawa setiap detik dan kalau pun aku ngambek .. itu pun hanya bertahan tak lebih dari satu menit, mereka yang berkata apa adanya karena mereka tak takut aku akan marah...  Ah, terlalu banyak jika dijabarkan. They are so nice…. I don’t care whatever people say about American man. They mean a lot to me, a lot! Allah send them into my life to teach me how to be sincere person.

Tony and David, do you know that you mean a lot to me ?
Again, thanks God for everything you have been giving to me. 

Monday, January 22, 2007

Gift from Allah

Tahun ini benar-benar tahun terindah dalam hidupku. Banyak rezki dan keberkahan kuperoleh walau tak pernah rutin kulantunkan di setiap kesempatan berdialog dengan Rabb, Yang Maha Mendengar. Salah satunya, Dia menitipkan seorang “peri” kecil yang buat hari-hariku jadi sangat berarti. Kupanggil dia Sista. Masih kuingat, Senin 27 November 2006 pukul 19.30 WIB pertemuan pertamaku dengannya tak terhalang hujan deras. Bahasa demi bahasa teruntai begitu saja hingga tiada hari tanpa kabar atau setidaknya misscall sebagai tanda rindu. She is a kind of a miracle in my life coz I don’t need long time to be closed with her. Even, my parents have falled in love with her since the first sight.

Sabtu, 20 Januari 2007 giliranku silaturahmi ke kampung halamannya. Berencana aja dah bikin bahagia banget soalnya kampungku sendiri udah ga layak disebut kampung. Kampungku sekarang berwujud kota, ditambah lagi semua saudara dekatku dah hijrah ke ibu kota, jadi kalau mau pulkam juga bingung mau ketemu siapa.

Matahari baru memancarkan rona tanda hari baru akan segera dimulai, dengan hati riang kukendarai mobil dan sista duduk di sebelahku. Berbagai topik jadi bahan obrolan, dari hal tercerdas sampai hal terkonyol menjadi kalimat verbal nan indah diselingi gelak tawa atau tanya polos.
Tiga jam menyusuri jalan tak terasa. Papa mama dan etek (mom’s yongest sister) sistaku telah menunggu di kebun duren (ssst…. Duren is my fave fruit). In short time, I have new family. We sit and have lunch together, ada sambalado, baluik goreng dan yang paling yahud ada ikan asin!. Etek yang lucu bikin makanan ga bisa ngalir dengan lancar, berkali-kali harus jeda karena cerita etek bikin bibir ga bisa mingkem. Bahkan mata sistaku sampe berkaca-kaca ga kuat nahan geli.
Abis makan siang, dilanjutin makan duren pakai nasi lamak. Sedaaapnya…! Masakan mama enak sekali! Thanks mom! Suasana di kebun durian siang itu jadi momen nan sangat indah dan takkan terlupakan.

Abis lunch, perjalanan berlanjut ke ladang pisang dan jagung, ngelewatin ladang jeruk. Jeruk yang ranum menggoda untuk dipetik, dalam hitungan detik beberapa jeruk tlah berada dalam genggamanku dan sista. Semua hasil bumi yang bisa dikoleksipun jadi sasaran, ada pisang, ada rimbang (tekokak), ada daun singkong, tentu saja ada duren !!


Perjalananpun dilanjutkan menuju rumah untuk menunaikan shalat zuhur dan agenda selanjutnya telah menanti. Papa ngajakin ke ladang duren di atas bukit belakang rumah. Subhaanallaah, hiking kan hobiku… apalagi judulnya “hunting duren”, wah topik-topik lainnya ga kan bisa nandingin.

Abis shalat, segera menunaikan momen yang dinanti-nantikan. Tak lupa sistaku bawa bekal minuman, papa siap dengan parang. Aku? Siap dengan kamera! (haha ini mah my soulmate for now). Di sepanjang jalan ngobrol dan bercanda, ngelewatin sawah dan paling asyik itu ngelewatin bukit pasir.

Seru banget! Dari bawah terlihat tinggi tapi setelah didaki alhamdulillah ga berasa, soalnya euforia bisa ke alam bikin energiku nambah ga kira-kira. Tetap donk, agenda jepret sana jepret sini ga pernah lupa. Thx sista, you know me so much! Sampe di kebun duren, ternyata belum banyak duren yang jatuh tapi papa yang baik tetap setia ngebukain kulit duren untukku yang gila duren. Thx dad!
Makan duren langsung dari kebunnya lain banget rasanya. It was wonderful momment for me!

Kebun duren ga hanya ditumbuhi pohon duren; ada pohon manggis, ada pohon mangga, ada pohon Cacao, ada pohon petai.. aku jadi nostalgia dan kangen sama teman-teman Edelweisku yang dulu hutan jadi tempat permainan paling mengasyikkan karena sebagai Biologist, kami memang harus akrab dengan alam. Tapi huh aku ga mampu lagi mengingat nama latin tanaman-tanaman tersebut, yang kuingat lagi-lagi hanya Durio zibetinus alias duren! (sorry deh Edelweis.. aku udah lama ga nyentuh buku pelajaran kita nih…).

Kalau dulu, aku dan teman-teman masuk hutan karena wajib mengikuti kuliah lapangan nan mengasyikkan, sekarang tentu aja beda, aku ga perlu mengkoleksi organ vegetatif dan generatifnya, aku ga perlu mengukur diameter pohon atau menghitung seedling, sapling atau jumlah pohon yang ada. Aku, sista dan papa menghabiskan waktu ngobrol dan bercanda di sepanjang perjalanan. Suasananya benar-benar kayak petualangan Sherina (diiiih… maksa banget cari perbandingannya). Tuh kan, dari satu perjalanan aja, memoriku bisa ngelantur kemana-mana. Hutan sih topiknya.. terlalu banyak memori di hutan semasa kuliah dulu (ntar di episode selanjutnya ya?!).


Sejenak kami berhenti di antara pohon pinus. Buatku semua isi hutan sama indahnya. Foto sana foto sini mengabadikan setiap jengkal kesempurnaan ciptaan-Nya.
Walau ga ada duren jatuh selama kami di kebun, hati tetap riang karena ada tetangga yang ngasih duren dan papa dengan sabar ngebukanya satu per satu untukku karena sistaku sama sekali ga suka duren. Kuberharap suatu saat nanti ku bisa mengkontaminasi sistaku.





Sore mulai menjelang, kami harus segera turun karena bukit pasir yang tadi dilalui bisa longsor kalau hujan datang. Subhaanallaah setiap jengkal bumi yang aku lalui seakan menyapaku dalam nada-nada persahabatan, energi alam menyatu dalam auraku jadi sebuah kebahagiaan tak terkira!


Sampai di rumah, membersihkan diri dan menunaikan shalat ashar. Sistaku ternyata masih punya agenda, maka kali ini aku dimanja karena aku bagian yang dibonceng pakai motor oleh sistaku yang imut. Di perjalanan aku baru tahu kalau sista ngajakin aku makan sate. Halaaah… ususku masih mau bekerja ga ya? Sate Danguang-danguang terkenal lo di Sumbar (bagi yang mau jalan-jalan ke Payakumbuh, ntar cobain ya ??..).

Alhamdulillah, sate nya “lamak bana!”, aku sampai lupa kalau tadinya aku udah kenyang. Pas di tusukan terakhir, hujan turun dengan derasnya. Yang artinya, kami akan basah kuyup kalau maksain pulang. Tapi ternyata ga lama, buru-buru kami kebut motor agar cepat sampai kembali di rumah. Hari dah mulai gelap. Byuuurrr…. Justru di tengah perjalanan hujannya lebih seru lagi, mata sama sekali ga bisa dibuka. Akhirnya kami cari perlindungan di sebuah kedai yang tutup. Dengan sabar, aku dan sista menunggu sambil ngobrol tapi ga ada tanda-tanda hujan mau mengurangi volumenya. Mama nelfon nyuruh cepat balik karena memang suasana semakin gelap. Sesigap mungkin, kami tempuh hujan deras dengan riang (hahaha.. masih bisa riang?). Sista bernyanyi di sepanjang jalan yang buat aku lupa klo hujan itu ternyata dingin bangeeettt…!

Dua puluh menit cukup lama kan diguyur hujan? Sampe rumah langsung menetralkan suhu tubuh dengan mengguyur tubuh dan menikmati makan malam yang udah disediain mama. Suasana di meja makan pun sangat mengasyikkan, berbagai topik jadi bahan obrolan ditambah masakan mama yang super enak dan belum pernah aku cobain sebelumnya, khas kampung! Udah gitu, istirahat sebentar sambil lihat hasil jepretan satu hari ini.

Beranjak malam.. jam waktu itu naruh jarumnya di angka 22.00 wib, diam-diam papa ke belakang, buka duren lagi ternyata. Waaah… untuk duren tetap ada space yang disediakan oleh perutku, pake nasi lamak tentunya. Benar-benar enak.. !! Sementara sisku lebih milih makan kentang goreng (sista…next time temani aku makan duren ya, please…).

Perjalanan sehari ini cukup menjadi alasan untuk tidur dengan nyenyak. Besok aku dan sista harus balik ke Padang.

Minggu, 21 Januari… berkemas-kemas. Lagi-lagi aku ga berhenti ngucapin syukur. Papa mama ngasih bekal oleh-oleh banyak sekali!!! Semua hasil bumi yang ada plus masakan mama yang enak. Duh, jadi berat ninggalin keluarga baruku nan baik hati, juga kampung baruku nan indah.

Pamit pa ma… Doakan aku bisa balik lagi….

Alhamdulillaah… setelah menyempatkan silaturahmi ke rumah relatives sistaku, mobil ku kebut ke Padang karena papa mamaku akan menghadiri pernikahan putra sobatnya sesuai dengan jadwal yang telah kami sepakati.
Terimakasih Allah atas kado terindah di ulang tahunku…

Thanks to Pablo and Mega...

Sunday, January 21, 2007

Dialog hati di 34 tahunku...

Setapak lagi Rabb mengizinkanku untuk menarik nafas dari bumiNya.

Dan sejenak kuhabiskan waktu untuk menjawab semua pertanyaan sahabat-sahabatku dalam sebuah dialog hati. Terimakasih untuk semua cinta di antara kita.

 

Ingat ga, ultah ke berapa sekarang?

Ingat donk, 34 tahun

 

Kok cuek sih, kamu ga takut?

Takut apa?

 

Takut ga pernah bisa nikah

Emang harus takut?Tiap kita kan udah disediakan pasangan ma Allah. Tinggal dicari keberadaannya dimana, ya kan?

 

Ya, biasanya seusia kita susah cari pasangan hidup

Masa sih? Siti Khadijah dan Saudah aja lebih tua dari kita kok…

 

Iya, tapi kita kan ga hidup di jaman mereka

Apa bedanya?

 

Klo dulu, masih banyak laki-laki shalehnya, jadi usia ga pernah jadi itungan buat dapatin pasangan hidup

Di zaman sekarang juga masih banyak laki-laki shaleh kok, yang menikah bukan semata-mata untuk urusan dunia. Nah, kita harus bisa nemuin salah seorang dari mereka yang emang udah ditetapkan jadi jodoh kita, cuma itu tugas kita, ntar Allah yang mutusin.

 

Sesimple itu?

Ya iyalah, kenapa harus jadi rumit?Harusnya kita bersyukur, di saat ada lelaki yang mengundurkan diri hanya karena faktor usia, itu berarti satu kebaikan yang kita peroleh.

 

Maksudnya?

Maksudnya, kita jadi tahu motivasinya untuk menikah. Buatku klo tadinya ta’aruf lancar trus si laki-laki ngundurin diri setelah tahu umurku, nah berarti bukan dia imam yang aku cari. Klo dia jodoh aku, pastilah Allah memudahkannya untu ku.

 

Iya sih tapi di usia kita sekarang, ga mudah lo nemuin cowok single. Kalaupun ada, pasti usianya terpaut jauh ama kita, kelewat muda!

Aturan mana sih yang netapin cewe harus lebih muda dari cowo untuk sebuah pernikahan?Buatku kedewasaan lebih penting.  Hmm.. single juga sangat  penting, tapi bukan berarti kita ga boleh nikah ama duda kan?

 

Hah? Emang kamu mau nikah ama duda?

Ya ampun, apa salahnya nikah ama duda?Ga ada masalah kok. Yang jadi masalah itu klo nikah ama suami orang atau ama non muslim atau ama seorang munafik, tul ga?

 

Sebenarnya wajar lo cowo mempertimbangkan usia calon istrinya dan kita harus memahami ketakutan mereka.

Ketakutan apa?

 

Takut ga bisa punya keturunan

Hah? Ketakutan macam apa tuh? Banyak kok pasangan  yang nikah di usia sangat produktif dan setelah 30 tahun menjalani pernikahan tetap aja ga punya anak. Atau, bu Martha Tilaar yang baru dikaruniai anak pertama di saat usia 42 tahun. Itu kan benar-benar rahasia Allah…Apa ga cukup alasan pernikahan hanya untuk menabung pahala dengan saling menyayangi dengan tulus ? Karena Allah akan melipatgandakan pahala suami istri yang saling mencintai. Bahkan tatapan mesra aja bisa berbuah pahala …. (waaah… ga kebayang nikah ama orang yang ga bikin kita jatuh sayang… hiks jangan sampai ah).

 

Itu kan menurut kamu, serem aja lagi mikirin dicerai ama suami klo ga punya anak, apalagi mertua memprovokasi pula.

Kebanyakan nonton sinetron sih kamu. Sekali lagi.. aku percaya usia, fisik, atau keturunan ga akan jadi patokan utama seorang lelaki shaleh. Jangan putus asa ah, masih banyak kok laki-laki cerdas yang mikirnya secerdas kita (hihihi yang baca ga boleh protes!)

 

Kamu dah berkali-kali ta’aruf trus tetap aja belum nemuin sang jodoh. Sedih ga sih ketika ta’aruf tak berlanjut?

Ta’aruf menurutku adalah salah satu ikhtiar untuk mejemput rezki yang bernama jodoh. Jadi, tetap akan aku lakukan sampai dia yang menjadi soulmateku ketemu. Engga sedih tuh, karena aku ga mau maksain nikah hanya buat ngerubah status. Aku benar-benar ingin mengabdi tulus kepada dia yang padanya aku percaya untuk menitipkan pesan “Tolong bawa keluarga kita menuju surga”.

 

Cara berpikir kamu aneh banget.

Buat orang emang aneh. Buatku justru yang aneh itu adalah kegelisahan kaum kita yang menjadikan pernikahan seakan-akan sebagai terminal akhir kehidupan. Klo ga menikah, merasa kiamat sudah sangat dekat, akhirnya jadi ga produktif, padahal Rasulullah bersabda “Sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya”. Kenapa harus egois mikirin diri sendiri? Menikah itu hanya salah satu dari episode hidup yang akan kita lalui… so, tetap berikhtiar dan berdoa, Allah akan ngasih!

 

 

Tapi benar juga ya, berkeluh kesah karena belum menemukan someone to be soulmate bisa melemahkan iman dan mengurangi rasa syukur yang kita punya.

I agree with you. Terlalu banyak rezki Allah yang tersia-siakan kalau fokus perhatian dan pikiran kita hanya untuk satu topik “JODOH”. Begitu banyak sahabat-sahabat yang menyayangi dan membutuhkan kita, begitu banyak waktu yang bisa kita berikan untuk membahagiakan orang tua,begitu banyak perjalanan  yang bisa dilakukan untuk menambah ilmu… sungguh terlalu banyak rezki yang harus kita syukuri dan tak layak kita menggugat-Nya hanya karena dia belum menitipkan rezki yang bernama SUAMII.

 

Tapi?...

Udah ah, aku pengen ngejalanin hidup dengan bahagia karena kita bisa memberi manfaat buat orang lain hanya kalau kita merasa bahagia. Kalau sedih, energi akan tersedot habis, rugi amat kan? Sebagai muslimah beriman kita harus berjuang tak henti, bersabar, berdoa… dan kemudian bertawakal di ujung doa. Allah Maha Mendengar dan Maha Bijaksana. Kenapa harus bimbang ?

 

Terimakasih untuk para sahabat yang telah memotivasiku untuk menjalani sunnah Rasul yang satu ini, takkan aku sia-siakan, percayalah… Aku masih normal dan punya niat untuk menikah, aku juga manusia biasa…

Makasih buat : family yang dah sangat sabar, d Jamps, viet camp, EO yang udah dua tahun nganggur, buat peri kecil yang sekarang rajin menemani hari-hariku, sekpim girls, Top of Four dan semua yang cintaiku....

 

Semoga melalui tulisan ini, my prospective soulmate wherever he is, will find the way to propose me soon and I can say “Yes, in the name of ALLAH and coz of Rasulullah”. Amin ya Rabb.

Wednesday, January 17, 2007

Kau selalu di hatiku...

Hari itu ada rapat, aku ketemu dua yang sekarang di foto bersamaku, Ika dan Eva. Tadinya berharap mereka bisa jadi teman tapi ternyata jauh banget, wajah mereka serius, benar-benar kayak karyawan kantor, omongan diatur sedemikian rupa begitu juga dengan gerak-gerik. Kesan pertama ngecewain banget, peace Ka, vonk !!!


Tiap kali mereka mondar-mandir ke kantorku, tetap aja gitu.. ga ada sapaan dan obrolan kecuali urusan kerja, benar-benar garing seratus persen hahaha... bisa dipastikan dua wajah sobatku tersayang yang lagi baca sewot nan lucu.


Nah, ada memori yang terpotong nih... (bantuin buat mengingatnya donk..!), tiba-tiba hari-hariku jadi sangat bersemangat karena ada rasa kangen jika ga bertemu ama mereka berdua, 8 jam kantor menjadi begitu singkat .. karena klo jam kerja abis, itu artinya KAMI AKAN BERJUMPA DI TEMPAT BIASA. Miskal jadi sandi kapan harus bertemu.


Pelan dan pasti rasa kepercayaan tumbuh di hati masing-masing, tak ada keraguan ketika story hidup dibagi. Evonk, dindaku yang lucu, polos dan gampang menitikkan air mata ga peduli lagi sedih atau senang, punya hobi yang langka dimiliki orang di dunia ini (ga boleh ditulis, red). Di kala aku butuh naungan, rumah dan keluarga evonk jadi tempat yang paling indah untuk ditempati. Ika, dindaku yang ceria, lucu, bisa nangis sambil tertawa atau sebaliknya, suka kalangkabut di saat ga siap menghadapi sebuah kejadian, slebor, ga matching klo berpakaian.. Tapi, aku ga peduli..  Ika bisa sangat bijakasana ketika menasehati walau kadang engga juga karena faktor emosional yang begitu dekat. Ibu Ika adalah bundaku yang sangat perhatian dan penyayang. Aku merindukan mamah dan ibu.. Titip salam hormat dan sayang untuk mereka ya...


Sampai suatu saat kita harus berpisah... Ika ke Jakarta, aku ke bandung, Evonk tetap di Bandung. Maha Sempurna Allah dengan rencananya. Perpisahan itu ujian untuk persahabatan yang tlah terbina, sudahkah kami bersahabat secara spiritual ?


Bukankah kata orang jarak dan waktu bisa memudarkan kasih sayang ?


Alhamdulillah.. tidak untuk cinta kami bertiga yang ga terpengaruh oleh jarak dan waktu ... moga tetap bersemi sepanjang waktu dengan berharap ridha Allah selalu..


Dindaku, aku hanya ingin berucap "Kau selalu di hatiku... "


Terimakasih telah menjagaku untuk tetap berada di jalan yang disukai-Nya.

Tentang Longsor di Pd. Pariaman

Pagi 9 Januari 2007, aku dan teman-teman terpaksa membatalkan rapat yang super penting karena ada bencana longsor di Nagari Kudugantiang Padang Pariaman. Longsor terjadi kemaren sore pk. 16.30 tapi sampai tanggal 9 pagi belum ada yang bisa dilakukan karena emang wilayahnya sulit ditempuh oleh alat-alat berat.


Ga nunggu waktu, kami segera ke lokasi kejadian. Subhanallaah... ternyata banyak sekali manusia berjubel hanya sekedar ingin melihat lokasi longsor dan proses evakuasi. Excavator jadi ga bebas bergerak. Kalau misalnya ada keluhan kerja aparat lambat, mungkin masyarakat ikut berkontribusi dalam keterlambatan tersebut.  Jalan penuh sesak oleh motor, mobil dan pejalan kaki yang sama sekali hanya pergi buat "piknik bencana".


Di sebuah gundukan tanah, berdiri seorang bapak yang dengan lirih berkata "Anak dan istri saya tertimbun di sini". Sang bapak tak kuasa menyembunyikan dukanya. Bencana itu terlalu cepat dan tak disangka datangnya. Katanya "Dua hari ini cerah sekali, ga ada hujan". Memang di luar logika kalau ditilik, longsor tidak mengenai sungai yang mengalir di bawah bukit tapi "melompat" kira-kira 10 meter dari dinding tebing. Bapak tersebut selamat karena dia menambatkan ternaknya ke atas bukit yang jauh dari tempat kejadian.


Sampai sore kami berada di lokasi. Tiap kali ada mobil ambulance mendekati posko utama, para keluarga sontak ingin berdiri dan berharap itu adalah orang tua, anak atau kemenakan atau saudara mereka. Tangis seorang anak kecil begitu menyayat hati ketika dia lihat tubuh abangnya terbujur kaku. Semua petugaspun larut dalam keharuan.


Kehilangan, apapun bentuknya... pasti menyiratkan luka namun ketika janji pada Allah harus ditunaikan, siapa yang bisa menggugat? Bukankah setiap kita pada saatnya nanti memang akan kehilangan orang yang kita cintai? Secara duniawi.. pasti !! Namun sebuah keyakinan harus tetap terpatri "Kita punya kesempatan untuk selalu bersama di surga Allah kelak.. tentunya dengan tabungan akhirat yang cukup." Amin

Saturday, January 6, 2007

Uni ga pernah jatuh cinta sih...

After midnite, handphone ku bunyi. Pas dilihat bukan dari sobat atau dindaku yang biasa call or miscall after eleven. Pas diangkat, adikku yang ini langsung curhat "Uni, aku ngerasa bersalah, aku ngerasa aku lagi jatuh cinta. Aku jadi ga konsentrasi kuliah, tiap aku berusaha ngelupain dia tapi kok jadi makin kepikiran. Tolong aku uni."


Dengan setengah ngantuk aku jawab "Emang salah apa klo jatuh cinta? Bukankah cinta salah satu rasa yang dianugerahkan Allah, nikmatin aja di jalan-Nya. Ga usah panik Dik, setiap manusia normal pasti pernah ngerasainnya".


Dindaku ngambek bilang "Uni ga pernah jatuh cinta sih, jadi semuanya dibawa nyante aja . Ini udah di tingkat tergawat uni.........! Ibadahku udah ga khusyuk lagi, makanya aku curhat tengah malam gini."


Cinta ? ... Siapa sih yang ga kalang kabut dibuatnya ? Dalam hati, aku juga pernah kok sepusing itu .. tapi ga terdeteksi aja dari luar. Cinta... cinta.. dont know what to say karena udah malam dan harus pulang. Biarkan sajalah... kalau mau datang, datanglah dengan normal, hehehe.....